This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 19 Juni 2018

DUNIA 69 - GADIS MANIS PENCINTA PENIS

DUNIA 69 - Aku mengenal yang namanya wanita sejak kecil, kakakku seorang wanita, kedua adikku wanita, ibuku wanita, hehehe.. dan pembantuku juga seorang wanita. Kuakui segala kenakalanku waktu aku kecil. Aku suka mengintip pembantuku waktu mandi, melihat mereka menyabuni “susu”-nya, dan terkadang melenguh saat jari-jarinya menggosok kemaluannya.

Dan saat aku duduk di bangku kelas satu SMP, aku pertama kali mengerti yang namanya ejakulasi, ketika secara tak sengaja aku menggesek-gesekkan batang kemaluanku ke lantai sambil mengintip lipatan kemaluan pembantuku yang sedang tidur dari celah di bawah pintu, konyol.. tapi kuakui itu. Aku mencoba merangsang diriku setiap hari dengan memakai BH kakakku, melipat batang kemaluanku ke dalam pahaku, dan menggesek-gesekkannya ke guling sambil tiduran. Oh, aku belum tahu yang namanya persetubuhan, hanya saja perbuatan itu membuatku merasa enak, apalagi ketika ejakulasi.

Aku mengenal yang namanya masturbasi dari teman-teman, dipegang, terus di tarik begini.. begitu.. dan memang enak sekali, jadi aku mulai menggunakan tanganku saat mengintip dan menikmati bulu-bulu kemaluan pembantuku saat mandi. Mungkin yang paling berkesan ialah ketika aku mengintip kakakku sendiri (hohoho) lewat celah jendela, setelah dia mandi dan masuk kamar.

Ahh, kuintip dia melepas handuknya, mengagumi dirinya di depan cermin. Ohh.. baru kali ini kulihat tubuh dewasa kakakku (yang kebetulan memang cantik, banyak penggemarnya), selain kenangan masa kecil saat kami masih oke-oke saja mandi bersama. Tanpa terasa kupegangi kemaluanku yag menegang saat ia berbaring di tempat tidur, memegangi puting-puting susunya, dan mengangkat kepalanya saat ujung batere itu bergerak-gerak di lubang kemaluannya. “Hkk.. nngg..” kunikmati setiap gerakannya, sambil menggoyangkan batang kemaluanku dan menarik-nariknya. Ahh.. kutarik napas lega dan kuseka keringat dingin penuh dosa di pelipisku ketika aku ejakulasi, seiring dengan turunnya pantat kakakku yang sebelumnya mengejang-ngejang tak karuan.

Semenjak saat itu, aku menjadi ketagihan untuk bermasturbasi, mungkin tiga-empat kali sehari. Dan pergaulanku dengan teman-temanku memberikan kesempatan bagiku untuk menikmati adegan porno dari video (beta), yang entah dari mana kasetnya. Sehingga imajinasiku menggila setiap melakukan masturbasi. Tanpa kusadari mungkin aku perlahan menjadi seorang maniak seks. Lagi pula itu julukan teman-teman yang mengenalku sekarang, hohoho.. penjahat kelamin?

Akhirnya aku berhasil mengujinya ketika aku berkenalan dengan seorang cewek cantik bernama Enni, saat itu aku kelas tiga SMP. Perkenalanku dengan gadis cantik itu mendapat berbagai halangan, baik dari teman-teman (yang sirik), keluarga kami (karena perbedaan religi), dan tentu saja para sainganku (kebetulan Enni sendiri adalah seorang cewek idola). Hohoho.. masih kuingat saat sepatunya mendadak terlempar ke kepalaku saat sedang enak-enak duduk, sakit memang, tapi toh ada manfaatnya, hehehe. Jadi, aku berkenalan dengannya. Kami mengakrabkan diri dan aku sempat merasa sangat bangga ketika akhirnya ia menerimaku menjadi kekasihnya, saat itu bertepatan dengan pembagian STTB, hehehe. Dan yang paling menggembirakan, ternyata aku satu SMU dengannya, dan satu kelas pula, alamak! Betapa beruntungnya aku.

Kami berdua masih sama-sama polos dalam hal bercinta, mungkin itu yang membuat segalanya menjadi mudah. Dalam tempo tiga bulan aku berhasil mencium bibirnya, eh.. enak dan lembut. Itu ciumanku yang pertama, hahaha.. bergetar.. bergetar. Bayangan akan kelembutan bibirnya membuatku terangsang setiap malam, semakin liar menggosokkan kemaluanku ke guling, membayangkan tubuhnya yang tanpa pakaian menggeliat seperti di film porno saat kumasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya, ahh.. ahh.. ahh.. kurasakan aku hampir gila karena nafsuku. Lalu, dengan sembunyi-sembunyi kunaiki mobil papaku, dan kuajak dia berputar-putar keliling kota, hanya sebentar-sebentar, dan tentu saja aku berkompromi dulu dengan sopirku. Akhirnya aku mendapat “SIM-beli” setelah merengek-rengek setengah mampus di kaki papaku. Dan aku mulai mengatur rencana bagaimana aku bisa menikmati tubuh kekasihku, daripada hanya bibirnya, lagipula batang kemaluanku menuntut terus tiap waktu.

Jadi pertama kuajak ia berputar-putar sekeliling kota, alasannya untuk merayakan SIM-ku. Dan kucoba mencium bibirnya di dalam mobil ketika kami berhenti di sebuah jalan raya, eh.. dia tidak menolak. Yah, sebuah petanda yang bagus.. oke. Beberapa hari kemudian, aku mulai agresif mengajaknya jalan-jalan, sampai akhirnya aku berani mengajaknya ke jalan tol di sebuah malam Minggu. Kami berhenti di peristirahatan tol Surabaya-Gempol. Kumatikan mesin, dan kucium bibirnya yang lembut. Ia sama sekali tidak meronta ketika aku meremas-remas buah dadanya yang lumayan besar di telapak tanganku, dan ketika kubuka bajunya, menelanjangi bagian atasnya, alangkah nikmat kurasakan menciumi puting susunya yang kecil yang kencang, nafasnya yang melenguh dan mengerang menambah kenikmatan yang kurasakan, “adikku” berdiri tegak siap tempur, tapi kutahan saja, karena aku takut ia akan menamparku jika aku melangkah terlalu jauh. Jadi kugesek-gesekkan saja kemaluanku ke pinggiran kursi sampai ejakulasi. Dan selama itu dia tidak menolak sama sekali, bahkan terkesan pasrah dan menikmati. Dia bahkan sempat memberi wanti-wanti, “Ray.. jangan cerita-cerita okay?” Oh.. tentu tidak dengan menggunakan namanya dan namaku yang asli, hohoho.

Nah, hari-hari berikutnya, karena ia tidak pernah menolak, jadi aku pun mulai berani melepaskan baju atasku, menikmati kehangatan dadanya di dadaku sambil menciumi bibir dan telinganya. Mmm.. enak sekali kurasakan saat itu. Kami mulai biasa melakukan embracement di rumahnya, rumahku, dalam mobil dan dimanapun tempat yang kami bisa. Sampai akhirnya kami kelas 2. Saat itu aku mulai mengenal yang namanya pil “koplo”, dan karena aku anak band, jadinya pil setan itu menjadi konsumsi wajibku sebelum manggung, ah kurindukan saat-saat “sakauw”. Efeknya, aku menjadi lebih liar, lagipula Enni sama sekali tidak tahu aku mengkonsumsi obat-obatan. Dia hanya bingung melihat prestasiku yang merosot 23 peringkat saat cawu 1, dan kubilang saja karena papa dan mama ribut melulu. Toh dia percaya.

Suatu saat, ketika kami pulang sekolah (siang), kuajak dia mampir di Wendy’s. Kami makan, dan kemudian seperti biasa berputar-putar mencari tempat. Akhirnya aku memberhentikan mobilku di sebuah jalanan yang lumayan sepi di dekat Kenjeran. Ah, aku sih bersyukur saja karena kaca mobilku gelap, hehehe.. jadi, kubuka baju dan behanya, menikmati puting-puting “susu”-nya seperti biasa, sambil sesekali meremas dan menggigit. Nafasnya mendengus-dengus. Kuajak ia pindah ke bangku belakang. Enni menurut saja. Kuteruskan hisapanku di “susu”-nya, dan ketika kumasukkan tanganku ke dalam roknya, ia hanya diam dan mengeluh. Kutarik celana dalamnya ke bawah, sambil kuciumi bibirnya yang terbuka. Enni mengerang lirih saat kusentuh kemaluannya yang basah. Aku berusaha mendudukkan diriku di sebelahnya, mengangkat roknya dan membuka pahanya, untuk yang pertama kalinya aku melihat kemaluan seorang wanita di depan mataku, bentuknya indah sekali, berbeda dengan yang di film-film porno. Kulihat wajahnya memerah dan matanya memandangku bertanya-tanya. “Aku tahu bagaimana membuatmu enak..” bisikku lirih sok tahu. Kulihat Enni hanya diam saja, jadi kutahan pahanya ke sandaran jok belakang, dan kuletakkan telapak tanganku menutupi liang kemaluannya. Enni mengerang-erang saat kugosok-gosok bibir kemaluannya dengan telapak tanganku, “Ahh.. hahh.. ahh..” aku juga semakin bernafsu, persis seperti di film, pikirku saat itu. Hanya saja, untuk menjilat aku belum berani, jijik.

Jadi kuteruskan saja menggosok-gosok kemaluannya, terkadang cepat, terkadang lambat, “Ahh.. ahh.. khh.. hh..” Enni mengerang-erang, tangannya menjambret kain bajuku yang terbuka, menarik-nariknya. “Aaahh..” kurasakan tanganku sangat basah, pahanya bergerak-gerak membuka dan menutup. Aku pun menghentikan tanganku sejenak, melihat dan menikmati wajahnya yang memerah dan nafasnya yang terengah-engah. Eh.. dia malah berkata, “Gantian. Aku ingin lihat punya kamu!” Oh God, hahahaha.. sure, dan kubuka celanaku berikut celana dalam yang menempel di pantatku. Enni memperhatikan dengan seksama “burung”-ku yang tegang dan bergerak-gerak di depannya. “Duduk..” kataku sedikit memerintah. Kugamit jemarinya dan kuletakkan di batang kemaluanku, Enni memegangnya tapi dia diam saja, “Salah.. Begini loh!” kutunjukkan cara melakukan masturbasi padanya, dan.. damm it! it feels soo good. Kurasakan telapak tangannya menggenggam batang kemaluanku dan menarik-nariknya, enak. Kumasukkan lagi tanganku ke dalam roknya, membuka pahanya dan menggosok bibir kemaluannya, “Ahh.. hh.. uhh.. ahh..” kami mengerang dan mengeluh bersamaan, kucium bibirnya dan merasakan lidahnya bergerak liar. “Ahh.. mm.. hh.. ahh.. enak sekali..” kugerak-gerakkan pantatku ke depan memberi respon pada gerakan tangannya dan akhirnya spermaku keluar mengenai sandaran kursi. Kami terdiam sejenak, melihat cairan kental putih yang menempel di kain sandaran kursi di depan kami. “Iyakh..” kudengar ia berkata dan kami sama-sama tertawa. Kukecup bibirnya, mengambil tissue untuk membersihkan tangannya dan kain pembungkus sandaran kursi itu tentunya. Lalu kami pulang.

Hari-hari berikutnya kami semakin sering melakukan hal serupa di tempat-tempat yang sudah kusebutkan di atas, oh jalan tol merupakan tempat idola kami, hehehe. Aku semakin tenggelam dalam kenikmatanku terhadap obat-obatan, aku mulai mengenal heroin, yang sangat nikmat apabila ditorehkan dalam luka-luka sayat di tanganku, dan juga valium, yang menimbulkan bekas bintik-bintik hitam di pangkal lenganku. Ah, akhirnya Enni curiga melihat keaktifanku yang semakin liar di group bandku, dan kondisi tubuhku yang mengurus, pelajaranku yang selalu kuakhiri dengan tidur. Dan itulah yang memacunya untuk meninggalkanku dan beralih ke lelaki lain yang sudah kuliah. Hal itu dilakukannya saat aku berangkat ke New York selama tiga bulan untuk studi banding (kebetulan aku lumayan jago dalam sastra Inggris).

Waktu aku mengetahuinya aku sempat mengamuk habis, hampir saja aku ke kampus si cowok untuk menawurnya bersama teman-temanku, namun kubatalkan mengingat betapa konyolnya aku untuk marah hanya gara-gara seorang wanita. Jadi kuputuskan untuk pulang perang dengan membawa oleh-oleh berharga. Kutelepon ke rumahnya, memintanya sudi menemuiku untuk yang terakhir kalinya. Enni menemuiku malam itu, dan langsung kucium bibirnya sambil membisikkan kata-kata kerinduan dan betapa aku tak sanggup kehilangan dia, dan mungkin karena kenangan berseksual-ria denganku (atau mungkin karena aku cinta pertamanya) membuatnya pasrah saat kupegangi payudaranya dan meremas-remas kemaluannya dari lapisan celana ketatnya. Ah, kebetulan saat itu kedua orangtuanya sedang berangkat menghadiri pernikahan, sedangkan kakaknya saat itu sudah kembali ke Bandung untuk menyelesaikan kuliahnya, jadi aku merasa bebas-bebas saja. Jadi kurangsang dia dengan segenap kemampuanku, kubelai buah dadanya dengan lembut, menciumi wajahnya, lehernya tengkuknya, memasukkan jariku ke dalam celananya, memainkan liang kemaluannya di jariku, membuat nafasnya memburu dan terengah-engah, “Ahh.. ahh.. uh.. ngg..” aku merasakan nafsuku mulai naik ke ubun-ubun ketika tangannya menyelip di lipatan celanaku dan bergerak-gerak di batang kemaluanku yang menegang hebat.

Aku cukup kaget ketika tiba-tiba ia melepaskanku, menangis, aku bingung. Lalu ia bangkit berdiri, menuju ke ruang tengah rumahnya dan telunjuknya memanggilku mengikutinya. Oh God, hohohoho. Kami bergulingan di tempat tidurnya yang lebar, kuciumi seluruh wajahnya, lehernya, kupingnya, dagunya, dan kuhisap puting “susu”-nya penuh nafsu, kuangkat pakaiannya melewati kepalanya, “Ahh.. uhh.. argg..” kurasakan kenikmatan batang kemaluanku menekan-nekan liang kemaluannya dari balik baju kami. Kubuang BH-nya entah kemana. Kubuka bajuku, menempelkannya di payudaranya, merasakan kenikmatan dan kehangatannya. Kuciumi bibirnya dengan lebih bernafsu. Kuraih celana ketatnya yang pendek dan kutarik, kulepas berikut celana dalamnya, kupegangi dan kuraba kemaluannya yang basah. Pahanya bergerak-gerak menggesek-gesek batang kemaluanku yang masih terbungkus, dan kubuka celanaku cepat-cepat. Kurasakan paha telanjangnya menekan batang kemaluanku. Tangannya meraih batang kemaluanku dan memainkannya dengan gerakan yang membuatku terengah-engah menahan nikmat, “ahh.. ahh.. ahh..hh..” akhirnya kuangkat tubuh telanjangku ke atasnya, dan menempelkan batang kemaluanku di liang kemaluannya. “Ahh.. gila.. kenikmatan ini.. ahh..” kudengar ia menyebut-nyebut namaku dengan lirih ketika pinggulku bergerak-gerak dan menggesek bibir-bibir kemaluannya ke atas dan ke bawah, ahh.

Kucium bibirnya dengan lebih bernafsu, kujatuhkan seluruh tubuhku menindihnya, merasakan tekanan buah dadanya yang berkeringat di kulitku, kugoyang-goyang pinggulku ke atas dan ke bawah, “Ahh.. ahh..” ke samping ke depan, “Aahh.. ah.. ah..” merasakan setiap kenikmatan gesekanku dan pelukan pahanya di pantatku setiap aku bergerak ke samping, “Ahk.. ahk..” Akhirnya kubenamkan bibirku di bibirnya dan menekan pantatku sekuat tenaga ketika nafsuku tak terkontrol lagi dan menyemburkan spermaku melewati dan membasahi permukaan perutnya, Ahh.. hah..” nafasku terengah-engah penuh kenikmatan, pelukannya mengencang di punggung dan pinggangku. Pantatnya menekan batang kemaluanku kuat-kuat. “Aahh.. nikmatnya..” baru kali ini kurasakan nikmatnya melakukan petting.

Aku bangkit berdiri, memakai pakaianku yang berserakan di lantai, dan membantunya berpakaian, lalu melangkah kembali ke ruang tamu. “Ray.. jangan teruskan memakai obat-obatan..” Aku mengangguk. Dan itulah kata terakhir yang kudengar dari bibirnya sesaat sebelum kurelakan dia pergi dari sisiku. Dengan perjuangan yang keras selama beberapa minggu, aku berhasil menghentikan kecanduanku pada obat-obatan di sebuah pusat rehabilitasi di Lawang. Memang, setelah ia sudah menjadi pacar orang lain, yang notabene direstui orangtuanya. Namun tak jarang kami melakukan pertemuan rahasia dan melakukan petting. Namanya juga cinta pertama.

Sampai akhirnya ia mambantuku menembus UMPTN, dan jarak kami terpisah sangat jauh sekarang. Ahh Enni, selalu mulutku mendesah mengingat kenangan cinta pertamaku. Terakhir aku berjumpa dengannya Januari 2000, kami melakukan petting lagi di sebuah wisma di kota dimana ia kuliah. Sampai sekarang, aku belum menemuinya lagi. Mungkin kalau ketemu.. hohohoho.. ah, kekasihku, cintaku. Tapi pengalaman-pengalaman seru dengannya membuatku ketagihan setengah mati, dan bayangkan saja jika aku harus menunggu setahun sekali untuk petting, woah.. what a waste of time.. huh? Jadi aku mulai meningkatkan kelasku menjadi perayu wanita.

Hampir dua kali seminggu aku melakukan petting, bukan bersetubuh tentunya, karena aku masih cari selamat dan aku paling benci yang namanya perek atau pelacur, hanya bawa penyakit. Oh.. aku kehilangan keperjakaanku saat aku melakukan hubungan dengan seorang gadis pecandu sabu-sabu yang kujumpai sedang menangis di pinggir jalan karena ditinggal teman-temannya ke diskotik. Wah.. lagi-lagi aku beruntung, ketika ia mengajakku bercinta, aku mengiyakannya karena sekedar kepingin tahu dan ternyata si gadis itu masih PERAWAN! Oh God, mercy on me, saat kulihat noda darah berceceran di kasurku, hohohoho.. dalam keadaan “fly” mungkin ia tak sadar mengajakku, orang yang baru ia kenal untuk bercinta hahaha.. dan kuantar dia pulang ke sekitar wilayah makam Banteng, masih dalam keadaan bingung. Jahat memang, tapi masih sempat kuhadiahkan sebuah kecupan di keningnya. Sejak itu aku memutuskan untuk tidak berhubungan seksual dulu, karena rasanya toh begitu-begitu saja, benar seperti kata orang, yang enak itu pemanasannya, hahaha, lagipula aku sudah pernah mencicipi perawan, hehehe.. dan enak gila, jadi aku berambisi mendapat perawan sebanyak mungkin tanpa harus bertanggungjawab. Bajingan? okeh, terserah.

Mungkin kalian akan banyak belajar dariku bagaimana cara mendapatkan perawan tanpa harus terbebani tanggungjawab. Hohohohoho.. sekedar informasi, aku selalu menggunakan cara yang aneh-aneh dan total sekarang sudah 13 gadis kuperawani tanpa sepengetahuan mereka. Caranya.. hohoho.. nanti kukasih tahu. Kebetulan aku punya cerita menarik tentang cewek yang bernama Kirani, yang baru-baru saja mendaftarkan diri menjadi korbanku. Mungkin beberapa hari lagi kupostkan.

Minggu, 17 Juni 2018

DUNIA69 - PERTAMA NGENTOT DENGAN MAJIKAN


DUNIA69 -
Aku 21 tahun, kuliah di Fakultas Kedokteran Umum sebuah Universitas swasta di Jakarta. Teman-teman cewekku pada bilang kalau aku cakep dan menarik. Pertama aku mengenal yang namanya seks pada saat aku SMP kelas 2 lewat film-film porno yang kutonton di rumah sendiri sambil sembunyi-sembunyi. Aku merasakan seks sendiri pada saat aku kelas 2 SMU, dimana teman-temanku mengajakku ke diskotik. Temanku Alex sangat berpengalaman dalam hal seks.

Di disko itu aku bersama 5 teman aku yang lain membooking tiga cewek. Semuanya seksi dan menarik. Cewek pertama, Vera namanya. Alex yang pertama menggarap dia, tanpa disuruh, Vera telentang. Kedua kakinya di buka lebar-lebar, dadanya dibusungkan hingga punggungnya melengkung. Alex mulai beraksi. Dengan keras dan ganas, dia meremas payudaranya seperti memeras santan kelapa. Vera mendesah sekaligus menjerit kesakitan, tetapi Alex tidak perduli.

Setelah puas memeras payudaranya, Alex beralih ke vagina Vera yang tengah terkuak lebar. Dan tanpa basa-basi lagi, dimasukkannya panisnya dengan sekali tusuk dan Vera menjerit, tidak dapat menahan terjangan keperkasaan Alex. Alex menggoyang-goyangkan pinggulnya naik-turun, membuat Vera mendesah sambil meremas rambut Alex yang panjang. Alex semakin brutal, sehingga ranjangnya berderit-derit dan bergoyang-goyang. Dan akhirnya dia berteriak keras seiring tubuhnya menegang dan akhirnya jatuh di atas tubuh Vera yang juga mengalami hal serupa.

Giliran selanjutnya adalah Boby. Dia punya cara sendiri untuk mrmuaskan nafsunya. Dia memasang tindik di kedua payudara Vera yang sebelumnya telah dia persiapkan. Tindik itu berbentuk segitiga. Dua di antaranya dipasang di kedua payudara Vera, satunya lagi dipasang di klitoris Vera, dan rantai itu melewati punggung Vera, sehingga apabila Vera membungkuk, klitorisnya akan tertarik keluar dengan rasa sakit dan perih. Boby sedikit keterlaluan memang, tetapi idenya boleh juga.

Disuruhnya Vera merangkak sambil membusungkan dadanya yang subur dan besar mengelilingi kami berenam. Gerakannya yang menggiurkan itu membuat Boby, Fredy , Tony dan aku tidak kuasa menahan nafsu. Dihempaskannya tubuh Vera ke atas ranjang yang luas itu setelah Boby melepas tindiknya. Tony langsung mengarahkan penisnya ke arah mulut Vera, aku punya jatah meremas bebas payudara Vera, Boby tengah asyik menikmati vagina Vera, sedangkan Fredy menusukkan penisnya ke anus Vera dari bawah. Sungguh pemandangan yang indah dan erotis, membuat penisku semakin tegang.

Vera merintih karena tubuhnya disatroni 4 penis sekaligus, tetapi kami makin bergairah. Setelah Boby melepas nafsunya, Fredy beraksi. Kedua paha Vera dikuakkannya lebar-lebar sehingga Vera menjerit ketika pahanya hampir horizontal. Fredy memantek vagina Vera dengan kedua tangannya, dan begitu bagian dalam vagina Vera tersembul, dengan perlahan Fredy memasukkan penisnya. Mula-mula seperempat, setengah, tiga perempat, setengah lagi, tiga berempat, setengah, dan tarus berulang-ulang, hingga akhirnya Vera menegang dan Fredy dengan sigap mengejankan seluruh spermanya ke Vagina Vera, dan terdengarlah desahan nikmat dari mulut Vera dan Fredy.

Giliran selanjutnya adalah aku. Aku tidak tahu harus berbuat apa, karena aku baru pertama kali melakukannya, tetapi nafsuku harus tersalurkan segera. Vagina Vera yang banjir sperma itu membuat penisku licin dan berkali-kali terpeleset memasuki gua garbanya. Akhirnya, aku mengganjal pantat Vera dengan bantal, sehingga possisinya lebih ke atas dari tubuhnya yang masih digerayangi 3 orang temanku. Sungguh nikmatnya aku melepas keperjakaanku.

Kunikmati ketika penisku perlahan menyusup ke liang vagina Vera yang terkuak menantang berwarna kemerahan dan merekah itu. Aku memejamkan mataku merasakan kenikmatan yang sangat. Penisku langsung melesat ke dalam, dan anehnya Vera menggelinjang dan bergerak tidak beraturan, tetapi geraknya ditahan oleh ketiga temanku yang masih asyik berkaraoke. Kukerahkan penisku seluruhnya ke vagina Vera, dan kulihat sendiri penisku benar-benar habis tertelan vagina Vera. Aku senang ketika aku melihat dan merasakan sendiri bagaimana penis itu tertancap habis dan kulihat sendiri vagina Vera yang merah itu menjepit, menerima penisku dengan senang hati.

Suatu buncahan dalam jiwaku ingin kukeluarkan ketika Vera menjepit-jepit penisku di dalam sana. Ooohh.. aku merasa sangaat nikmat. Kugerakan pinggulku seperti persneling, ke segala arah. Hal itu membuat Vera semakin menggelinjang dan merintih nikmat.
“Uuuhh.. ahh.. yeah..” aku juga merintih nikmat ketika Vera dengan cepat menjepit-jepit penisku.
Dan kurasakan klitoris Vera berdenyut-denyut tanda orgasme. Aku masih menunggu klimaksku sambil terus menggenjot vagina Vera dengan cepat.
Dan.. “Oouukkhh..!” aku merintih nikmat mencapai klimaks ketika seluruh spermaku keluar dengan deras kembali membanjiri vagina Vera.

“Kamu lain dari yang lain..!” kata Vera setelah kulepaskan vaginanya keras-keras dengan batang kejantananku.
Kulihat vaginanya berkedut-kedut cepat, dan kitorisnya yang merah tua itu ikut berkedut. Aku tergoda untuk menggigitnya, dan aku lakukan.

Kugigit klitoris Vera dengan keras, hampir keluar semua. Vera menjerit keras, tubuhnya menggelinjang hebat, melengkung-lengkung. Aku suka adegan itu. Kembali kugigit, kucucup klitorisnya dan dia semakin bergerak gila. Dia menjerit-jerit sambil mendesah nikmat. Kuakhiri dengan menyodok-nyodok sebuah benda bulat ke vaginanya untuk mengganjal denyutan vaginanya.

Cewek kedua Mira namanya. Disuruhnya dia nungging, dan beramai-ramai kami menyantapnya. Aku mencoba menusukkan penisku ke anusnya, sempit dan sulit kudobrak. Vaginanya yang lezat itu disikat Fredy sambil meremas habis kedua payudaranya, sedangkan Tony berkaraoke. Sewaktu giliranku, kusuruh Mira menunging lebih tinggi, dan tampaklah vagina merah yang merekah, lebar sekali. Kembali kutusukkan penisku disana dengan keras karena aku tidak tahan berlama-lama seperti tadi karena energiku mulai terkuras.

Posisisku yang seperti menungganginya itu hanya bertahan 10 menit, dibanding menunggangi tubuh Vera dalam waktu 30 menit. Dan semua teman-temanku mulai bosan, sedangkan tersisa satu cewek lagi yang lebih menarik. Payudaranya itu, membusung besar dibalik bajunya yang ketat.

Aku yang mulai kelelahan kembali terangsang ketika kulihat Mely duduk di kursi, menaikkan kedua kakinya ke tangan kursi, melenguh-lenguh sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya secara erotis, dan kedua tangannya diangkat ke belakang kursi, membuat semua yang terlihat di tubuhnya begitu menggairahkan. Aku langsung menyerbu ke arahnya.

Vaginanya yang merekah, sangat merekah itu menggodaku untuk menusuknya dengan penisku. Sulit memang memasukkan penis ke vagina Mely yang posisinya seperti itu, tetapi aku tidak menyerah, meskipun aku harus menahan pegal pantatku, tidak urung aku segera merojok vaginanya dengan penisku yang berukuran 15 cm dengan diameter 3cm.

“Uuhh.. aahh..!” desahku ketika kulihat penisku tenggelam di dalam vaginanya.
“Ayoo.. kocok dong..! Kontolmu lemah sekali..!” Mely mengejek.
Tetapi aku sudah tidak tahan lagi, hanya 7 menit aku langsung ereksi. Dan aku sakit hati ketika dihina tadi. Untuk membalasnya, vaginanya kuangkat tepat tersodor di depan batang hidungku, dan langsung saja kugigit klitorisnya dengan keras, dan dia menjerit sangat keras, aku tidak perduli, aku menikmatinya.

Teman-temanku mengacungkan jempol kepadaku atas kelakuanku pada Mely. Dan akhirnya Mely mengeluarkan cairan dari dalam vaginanya, kusedot keras sampai habis dan kembali kugigigt-gigit klitorisnya seiring dengan teriakannya yang semakin keras, dan aku tidak perduli meskipun klitorisnya hampir putus.

Pengalaman bersama-sama teman-temanku lah yang membuatku sekarang ketagihan dengan permainan seks. Dan sejak itu pula aku menjadi berani menghadapi cewek-cewek.

Sabtu, 16 Juni 2018

DUNIA69 - NGENTOT DENGAN BUK BOSS


DUNIA69 -
Namaku Aryo, aku sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak, umurku masih 33 tahun. Isteriku cantik putih dan baik sekali bahkan sangking baiknya dia mau menerima aku apa adanya, walaupun gajiku pas-pasan tapi dia tetap mencintaiku. Wajahku tidaklah ganteng atau macho akan tetapi biasa-biasa saja dan aku bukan pemuda yang tinggi, tinggiku hanya 162 cm dengan berat sekitar 54 kg.

Tapi walaupun demikian aku termasuk orang yang beruntung karena beberapa kali aku memiliki selingkuhan yang cantik-cantik, jadi pengalamanku cukup banyak. Semua wanita yang menjadi pacar gelapku senang bermain seks denganku karena aku dapat memuaskan mereka, karena aku bisa memberikan kepuasan kepada mereka beberapa kali, bahkan sampai 8 kali orgasme ketika aku berpacaran dengan gadis bule.

Pengalamanku kali ini terjadi ketika tahun 2015 saat aku pergi ke Yogyakarta untuk urusan bisnis. Kebetulan aku bekerja di sebuah perusahaan ekspedisi penelitian dan ekowisata maka aku berangkat ke kota Yogya dalam acara pameran ekowisata. Saat itu aku pergi sendirian dengan menggunakan kereta executive. Pertama kalinya aku pergi ke Yogya sendirian jadi aku tidak begitu hapal kota Yogya tapi dengan modal nekat dan keberanian akupun memberanikan diri seolah-olah aku sering datang ke kota tersebut. Tadinya aku akan pergi dengan isteri bos ku yang kebetulan sering pergi ke Yogya. Karena masih ada urusan di Jakarta maka isteri bosku tidak jadi menemaniku.

Isteri bosku (Bernama Mbak Susi) wajahnya cukup menarik dengan kulit yang coklat dan hitam manis dan badannya yang sintal walaupun usianya sudah menginjak 39 tahun tapi masih kelihatan sintal dan berisi, maklumlah sering aerobik dan olah raga.

Pada waktu aku di Yogya, Mbak Susi sering meneleponku hampir setiap hari bahkan sehari bisa lebih dari 2, pada mulanya aku sendiri tidak tahu mengapa dia sering telpon aku. Saat itu, aku tinggal di sebuh hotel yang lumayan bagus, bersih dan murah di dekat jalan Malioboro. Karena aku sendirian di kota itu aku seringkali kesepian dan aku selalu ingat anak dan isteriku. Akan tetapi itu semua hilang ketika Mbak Susi meneleponku dan aku selalu menggodanya bahwa aku kesepian dan horny di kota ini karena aku sering dengar erangan kenikmatan dari sebelah kamarku, dia hanya tertawa saja. Bahkan dia menggodaku untuk mencari wanita Yogya saja buat menemaniku.

Beberapa hari kemudian aku mendapat kabar bahwa bosku menyuruh Mbak Susi untuk menemaniku di Yogya, aku berfikir wah ini kesempatan yang baik buatku untuk menggodanya, memang keberuntungan masih berpihak pada diriku. Akhirnya dia bilang bahwa dia akan menyusul dengan menggunakan kereta dan minta di bookingkan satu kamar untuknya. Aku bilang pada hari itu mungkin kamar akan penuh.


Dia sedikit kecewa lalu dia bilang,

“Terus gimana dong, aku gak mau tinggal di hotel yang jauh dari kamu.. Ngomong-ngomong Aryo kamar kamu ada 2 bed apa satu?”
“Kamarku Cuma satu bed tapi di bawah ranjang ada satu bed lagi jadi mungkin aku bisa pake, emang Mbak mau sekamar denganku?” Aku menggodanya.
“Boleh kalo nggak ada kamar lagi” Aku setengah tidak percaya akan ucapannya.

Aku berfikir inilah kesempatanya aku bisa mendekati dia dan menggodanya.


“Tapi Mbak aku suka tidur telanjang paling cuma pake celana dalam doang dan selimut, apa Mbak gak apa-apa?” Aku sedikit meyakinkan dia akan kebiasaanku.
“Nggak apa-apa siapa takut.. Masalahnya aku juga kadang-kadang begitu juga”

Aku semakin senang mendengarnya. Lalu aku menawarkan untuk tinggal sekamar denganku bila tidak ada kamar kosong dan dia setuju.

Ketika pada hari H nya, aku jemput dia di stasiun dan setelah bertemu aku ajak ke hotel tempat aku menginap, otak ngeresku mulai jalan dan aku mulai berfikir bagaimana caranya agar dia mau sekamar denganku lalu dengan akal bulusku aku berbohong bahwa kamar hotel penuh semua. Lalu aku langsung ajak Mbak Susi ke kamarku dan aku tidak menyangka ternyata dia mau sekamar denganku. Karena sebelumnya aku pikir dia hanya bercanda.

Ketika malam tiba, aku sengaja mengambil satu tempat tidur lagi, untuk menjaga agar dia tidak mempunyai fikiran yang jelek tentang diriku, karena aku masih takut kalau Mbak Susi akan marah dan tersinggung bila aku seranjang dengannya karena biasanya itu akan dianggap tidak sopan dan senonoh serta murahan dan perempuan akan marah sekali bila dianggap seperti itu. Sebelum tidur kami mengobrol tentang macam-macam dan pada akhirnya bicara tentang seks. Sangking seriusnya bicara tentang seks, aku memberanikan diri memancing reaksinya.

“Mbak kalo ngomongin seks kayak gini, cewekku dulu seringkali udah basah duluan”.

Lalu dia menjawab,

“Ah itu sih biasa, aku aja suka basah”.

Tak lama kemudian suasana berubah karena dia merasa perutnya agak sakit karena kembung. Aku mulai kasihan lalu aku menawarkan diri,

“Biar aku refleksi dan pijit deh”.

Lalu aku pijit kaki dan betisnya. Pada mulanya dia kesakitan dengan pijitanku tersebut. Otak kotorku mulai datang dan aku coba untuk memijit pahanya dan dia meringis kesakitan. Lama aku memijit pahanya dan makin lama aku kendurkan pijitanku tetapi dia masih mengerang bahkan ketika aku elus-elus dia masih mengerang.

Dengan segenap keberanianku aku coba mengelus hingga ke pangkal pahanya dan dia mengerang semakin menjadi, tentu saja penisku langsung berdiri apalagi ketika aku pijit dan elus bagian pahanya, dia membuka pahanya lebar-lebar. Lalu aku singkapkan rok tidurnya dan aku elus di pangkal paha kemudian aku beranikan diri mengelus vaginanya, ternyata Mbak Susi diam saja dan mengerang, tanpa pikir panjang aku masukkan jari-jemariku ke balik celana dalamnya dan memainkan klitoris dan lubang vaginanya dengan jariku. Ternyata vaginanya sudah basah sekali, lalu aku tarik celana dalamnya dan aku mulai menciumi pahanya hingga sampailah pada gundukan vaginanya yang sangat merangsang.


Aku hisap dan jilat vaginanya yang harum, Mbak Susi semakin mengerang kenikmatan.

“Oh.. Oohh.. Mmhh.. Ohhmm.. Sayangg.. Ohmm” Jilatanku semakin liar dan semakin terasa kakinya mulai mengejang. Aku semakin mempercepat tempo jilatan mautku dan dia mengerang semakin keras.
“Oohh.. Ehheehmm.. Ohh.. Aauuaa.. Hhmm” Ternyata dia telah mencapai orgasme yang pertama.

Kemudian aku lepaskan celana dalamku karena kebetulan aku selalu tidur hanya memakai celana dalam dan saat itu aku hanya memakai kain sarung. Dengan penis yang masih menegang aku beralih posisi di atasnya dan menciumi bibir dan kedua susunya dengan jemari tanganku memainkah pentilnya. Karena tidak sabar lalu aku masukkan penisku yang sudah tegang. Sewaktu penisku masuk ke lubang kenikmatan tersebut terdengar erangan keenakan Mbak Susi.

Vagina Mbak Susi serasa sempit karena tulang panggulnya yang seakan-akan mempersempit lubang kemaluannya. Akan tetapi aku merasakan kenikmatan yang luar biasa di penisku dengan lubangnya yang sempit itu. Aku keluar masukkan penisku dan Mbak Susi membuka lebar-lebar kakinya sambil menopang satu kaki ke dinding kamar. Aku semakin merasakan sensasi yang luar biasa ketika penisku keluar masuk, karena dinding lubang vagina dan tulang panggulnya yang menggesek-gesek batang kemaluanku begitu terasa sekali.


Mbak Susi masih terus mengerang ketika aku menekan penisku di vaginanya dalam-dalam. Walaupun penisku tidak besar sekali tapi berukuran normal akan tetapi sensasi yang aku berikan ketika aku mengocok penisku di dalam vaginanya membuat Mbak Susi mengerang, menjerit keenakan sambil matanya merem melek. Setelah hampir satu jam sejak pemanasan Mbak Susi kelihatan tegang kemudian di merapatkan kedua kakinya dan aku mengangkangkan kakiku sehingga lubang vaginanya semakin sempit. Dengan gaya seperti itu aku masih tetap terus mengocok vaginanya dan Mbak Susi semakin mengerang keras.

Akhirnya dia bilang,

“Ohh sayang aku mau keluaarr.. Ohh enakk”

Akhirnya Mbak Susi tidak bisa menahan gejolak yang ada dalam dirinya, maka jebollah pertahanannya dengan jeritan yang membuatku semakin bergairah. Aku masih mengocok penisku karena sampai saat itu aku masih bertahan dan aku ingin memberikan kenikmatan yang dasyat untuknya sehingga dia tidak bisa lupa dan terus ketagihan. Aku semakin mempercepat kocokanku, semakin cepat aku mengocok jeritan keenakan Mbak Susi semakin kencang dan tak tertahankan.


Aku merasakan sensasi yang tiada taranya, sehingga aku merasakan ada sesuatu yang akan keluar dari batang kemaluanku dan akupun mempercepat irama kocokanku. Badanku semakin menegang dan Mbak Susi semakin mengerang.

“Ohh.. Mbak aku mau keluar.. Mbak udah mau lagi nggak? Aku dah nggak tahan nih”
“Ohh sayang aku juga mau keluar.. Ohh.. Oohh kita bareng sayaangg.. Oohh aku keluaarr”
“Aku juga Mbak.. Oohh Mbak eeaannakk?”

Dan bobollah pertahananku dan pertahanannya.. Crot.. Crot.. Crot..

“Oohh.. Enaak..” Akhirnya kami orgasme bersama-sama.
“Oh, kamu hebat sayang.. Sampai aku orgasme tiga kali, padahal aku jarang banget loh orgasme walaupun sama suamiku. Malah aku keseringannya nggak bisa orgasme”.

Dengan peluh yang mengucur banyak sekali aku tidak segera mencabut penisku dari vaginanya, aku biarkan penisku merasakan sensasi vagina Mbak Susi yang begitu nikmat. Akhirnya kamipun tertidur dengan tubuh masih telanjang.

Malam itu kami lakukan lagi sampai 4 kali. Pada keesokan harinya kami lakukan lagi hingga siang hari sampai 3 kali. Begitu pula pada malam harinya hingga pagi kami lakukan lagi 3 kali. Setiap hari kami lakukan terus dan sampai kembali ke Jakarta kami masih tetap melakukannya di dalam kereta walaupun hanya sebatas permainan jari-jariku di kemaluannya dan dia mengocok penisku dengan ditutup selimut. Sesampainya di Jakarta kami masih sering melakukannya terkadang di rumahnya ketika boss dan orang-orang pergi atau di kantor saat semua orang sedang keluar. Mbak Susi termasuk wanita yang kuat sekali seperti kuda liar karena untuk membuatnya orgasme memerlukan waktu yang lama dan perlu laki-laki yang betul-betul kuat dan pandai memberikan sensasi hebat, sehingga suaminyapun tidak dapat mengimbanginya, tapi dengan aku Mbak Susi tidak bisa berbuat apa-apa karena setiap kali bersetubuh aku selalu memberikannya kepuasan.

DUNIA69 - NGENTOT DENGAN OM - OM NAKAl



DUNIA69 -
Aku terbaring lemas diranjang tidur ini. Pikiranku melayang-layang. Disampingku terdengar suara dengkur ibuku yang sedang tertidur. Tertidur pulas dengan daster putih tipis yang terbuka bagian atasnya. Menampakan buah dadanya yang berlapis air liur. Buah dada yang baru saja habis aku cumbui.

Namaku Basun. Umurku 23 tahun. Tubuhku gemuk dan agak pendek. Aku tinggal disebuah desa kecil yang jauh dari perkotaan. Sehari-hari aku bekerja diladang keluargaku atau kerja serabutan lainnya. Aku tinggal hanya bersama ibuku disebuah rumah kecil didekat ladang kami. Bapakku pergi merantau ke luar pulau dan sampai kini tak jelas kabarnya. Sedang kakak lelakiku tinggal dikota bersama istrinya dan adik perempuanku yang menumpang disana agar bisa melanjutkan kuliah.

Ibuku sudah berumur 42 tahun. Tubuhnya agak kurus dan berkulit kuning langsat. Perutnya agak sedikit membuncit dengan payudara yang sudah agak kendor. Ibuku biasanya juga berkerja diladang atau kadang menjual hasil ladang kami kepasar.

Sejak dulu hubungin aku dan ibuku mungkin agak berbeda dengan yang anak ibu yang lainnya. Jika anak lainnya sudah berhenti menyusu dengan ibunya saat berumur 1 atau 2 tahun, aku hingga saat ini masih saja menyusu dari ibuku. Saat aku masih kecil dan ada ayah dulu, sebenarnya beliau sudah melarangnya, tapi aku jadi sering menangis hingga demam. Akhirnya ibu meneruskan untuk menyusuiku. Kakak dan adikku juga sering meledekiku "bayi raksasa" karena masih saja menyusu dari ibu. Tapi kini hanya kami berdua dirumah. AKu tidak perlu khawatir lagi dengan ledekan mereka. Ibuku juga tidak keberatan menyusuiku.

Dalam sehari, aku bisa beberapa kali menyusu pada ibuku. Aku yang sekarang tidur seranjang dengan ibuku karena kasur lamaku sudah rusak biasanya minta menyusu pada ibu saat bangun tidur. Aku suka bau ibu saat baru bangun, agak masam tapi entah kenapa aku jadi sanga menyukainya. Setelah puas biasanya kami lanjut untuk siap-siap ke ladang.
Jika ibu ikut pergi ke ladang, aku juga suka minta menyusu saat makan siang. Ladang kami agak jauh dari pemukiman sehingga tidak perlu khawatir ada yang melihat. Kadang aku sudah merasa kenyang hanya dengan menyedot susu dari payudara ibuku tanpa makan nasi atau yang lainnya. Tubuh ibu yang berkeringat membuat nafsuku menyusu sangat besar, bisa sampai 30 menit aku menyusu.

Saat malam sebelum tidur, aku kembali menyusu. Ibuku selalu menurunkan dasternya sedada dan membiarkan aku menghisap payudaranya sampai aku tertidur pulas. Seringkali aku tertidur dengan pentil ibu yang masih ada dimulutku. Jika malam-malam terbangun, aku juga akan selalu menyusu pada ibuku untuk menghilangkan haus.

Entah kenapa, payudara ibu selalu mengeluarkan susu. Mungkin karena setiap hari tak pernah berhenti aku hisap. Ibu pernah beberapa kali minta aku untuk berhenti. Malu katanya masak aku sudah besar segini masih disusui. Ibu juga bilang payudaranya jadi kendor karena jarang pakai BH. Aku memang tidak suka ibu memakai BH, karena jadi susu jika ingin netek.. Tapi ibu selalu tak sampai hati jika melihat aku ngambek, jadi beliau akhirnya selalu membolehkannya.
Akupun rasanya tidak pernah puas menyusu dari ibuku. Tetek ibuku tidak besar, mungkin hanya 32B dan sudah kendor pula. Putingnya agak panjang (mungkin karena selalu aku sedot) dan warnanya coklat kehitaman. Rasa air susu ibuku agak tawar-tawar manis. Pernah beberapa kali terasa agak sepat. Tapi aku selalu menyukainya. Mungkin karena masih menyusu pada ibu, walau kami tergolong keluarga miskin, tubuhku bisa gemuk dan perutku buncit. Sayangnya tidak bertambah tinggi, hehehe.


"Ah..", jerit ibuku.
"Kenapa mak?"
"Pelan-pelan dong sun neteknya, jangan digigit pentil emak. Sakit."
"Hehehe.. Iya mak. Abis Basun lagi haus banget"
"Tadi sore kan udah netek, masa masih haus sun."

Aku sedang diranjang dan menetek pada ibuku. Sudah jam 10 malam. Dan karena rumah kami memang tidak ada listrik, hanya ada penerangan dari lampu petromaks dikamar ini. Ibuku mengenakan daster batik tanpa lengan dan bagian atasnya sudah kupelorotkan kebawah. Ibuku tidur menyamping menghadap kearahku, membiarkan buah dadanya yang kanan kiri bergantin aku hisapi. Aku tidur hanya pakai celana kolor saja, karena memang kamar ini agak sumpek dan pengap.Sambil menghisap tetek ibu yang sebelah kiri, aku iseng meremas-remas tetek ibu yang sebelah kanan sambil memainkan putingnya dengan jariku.

"Sun, tetek emak jangan digituin ah. Emak ngilu."
"Hmmm..Hmm" Aku tidak menjawab karena mulutku masih sibuk melumat pentil susu ibu. Tapi aku tak menghentikan remasan tanganku.

Terdengar dengkur suara ibu, sepertinya dia sudah tertidur. Akupun juga sudah kenyang menyusu. Kejauhkan mulutku dari buah dada ibu. Putingnya terlihat basah berlumuran air liurku. Mataku sebenarnya sudah mengantuk,tapi aku tidak bisa tidur. Akhir-akhir ini entah rasanya batang zakarku selalu mengeras jika sedang netek pada ibu. Sebenarnya dari aku kecil dlu, ini pernah terjadi. Tapi saat ini rasanya sudah berbeda. Akhirnya aku pergi kekamar mandi dibelakang, aku mau onani saja biar nafsuku ini hilang.

Saat mencari sabun dikamar mandi untuk pelicin saat onani nanti, aku tanpa sengaja menemukan celana dalam ibu ditumpukan baju yang belum dicuci. Saat kupegang, ada bagian yang agak lembab, lalu iseng saja aku cium baunya. Dan ternyata, ah... Baunya sangat aneh, agak masam dan apek, tapi aku malah jadi sangat bernafsu ingin onani. Karena sabunnya tidak ketemu, akhirnya aku beronani dengan membasahiku penisku dengan air liurku. Aku duduk dilantai kamar mandi, mengocok penisku dengan tangan kananku sambil menghirup aroma celana dalam ibuku yang kepegangi kewajahku.
Rasanya begitu nikmat, apa mungkin ini yang namanya bau wanita. Rasanya ingin cepat-cepat kukeluarkan maniku. Kepercepat kocokan dipenisku. Mataku terpejam menahan kenikmatan.

"Sun...Sun.."
Hah? Kudengar suara ibu memanggilku. Kubuka mataku dan benar saja ibu sedang berdiri didepanku.
Sialnya aku sudah hampir orgasme dan tak tertahankan. Penisku berkedut-kedut dan memuncratkan air mani yang begitu putih dan kental dihadapan ibu. Aku hanya bisa menatap kosong melihat cairan pejuku jatuh didekat kaki ibu, ada juga yang mengenai kakinya. Rasanya begitu malu dan menyesel. Terlihat sedang telanjang bulat sambil onani dihadapan ibu sendiri. Sial benar, memang kamar mandi kami tidak ada tutupnya hanya, hanya ada triplek yang menutupi pintu masuk.

"Udahan kan? Balik kekamar sana. Emak mau pipis."

Lalu aku berdiri dan mengambil celana kolorku tapi tak langsung kupakai lalu menuju keluar kamar mandi.

"Sun.. dibilas dulu itu peju kamu. Nanti lengket dicelana."

Duh aku sangat malu. Akhirnya aku berbalik kembali ke kamar mandi dan mengambil segayung air lalu membilas penisku. Setelah itu aku kembali kekamar...

Sudah semingguan ini tiap malam batang zakarku selalu diurut minyak bulus oleh ibuku. Kami selalu melakukannya diatas kasur saat malam hari menjelang tidur. Sambil aku menyusu pada ibuku, tangan ibuku dengan telaten menguruti penisku sampai aku orgasme. Dalam semalam, aku bisa sampai 1-2 kali keluar saat diurut ibuku. Kadang air maniku keluar ditangan ibu atau terkadang sengaja aku tempelkan penisku pada paha ibuku agar keluar disana. Karena itu rasanya ranjang tidur kami berbau seperti bayclin karena air maniku yang sering berceceran dikasur.

Oya sepertinya minyak bulus ini cukup berkhasiat, rasanya beberapa hari ini penisku sudah sedikit bertambah panjang, sekitar 2 cm. Dan terasa bertambah keras saat ereksi. Dan juga bulu-bulu kemaluanku menjadi semakin lebat hingga mulai naik kearah perut. Mungkin selain khasiat dari minyak bulus, ini juga hasil dari pijatan tangan ibuku yang penuh kasih sayang.

Malam ini seperti biasa aku dan ibuku sudah berbaring diranjang. Ibu belum mengganti seprai kasur ini beberapa hari, sehingga bau sprema ku sangat tercium jelas. Hal ini membuat nafsuku langsung naik dan ingin segera minta diuruti lagi oleh ibuku. Aku sudah telanjang dan emak hanya memakai daster pendek yang bagian dadanya sudah aku turunkan agar bisa menyusu.

“Mak, urutin burung basunnya sambil basun netek ya.” Ucapku sambil memberikan minyak bulus ke ibuku.
“Ya udah sini emak urutin.”

Aku langsung melahap payudara ibuku dan dia mulai mengusap-usap penisku dengan minyak bulus. Mungkin karena hari ini kau terlalu lelah bekerja diladang, baru sebentar saja, hampir aku ejakulasi. Langsung ku jauhkan pinggulku dari ibuku hingga tangannya lepas dari penisku.

“Kenapa sun?” Ibuku sepertinya agak kaget.
“Enggak ma. Gak tahu nih, baru bentar udah mau keluar tadi.” Jawabku malu.
“Kamu kecapean kali sun. Ya udah netek dulu aja sini. Ntar klo udah segeran, emak urutin lagi.”

Aku langsung mendekati lagi ibuku dan mulai menyusu. Lama-kelamaan ternyata penisku keras lagi. Dengan perlahan kumajukan pinggulku hingga ujung penisku mengenai paha ibuku yang dilapisi daster. Dengan perlahan kugesek-gesek penisku pada paha ibuku, kucoba menggeser bagian daster yang menutupi pahanya, hingga kini kepala penisku bisa langsung bergesekan dengan paha ibuku.

“Udah mau diurut lagi sun?” tanya ibuku.
“Gini aja dulu mak.” Jawabku sambi masih asik menggesek-gesek penisku.
Ibuku hanya diam saja .

“Mak, dasternya lepas aja ya. Takut entar kena peju basun. Kesian emak nyuci mulu.”
“Ih enggak ah sun. Masak emak telanjang didepan kamu.”
Aku langsung menghentikan gesekan penisku. Dan mengambil posisi duduk.
“Kenapa? Emak malu? Basun tiap malem telanjang gak apa-apa. Emak sendiri yang bilang gak usah malu.” Ucapku agak marah.
“Tapi sun...”

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, aku langsung membuang muka dari ibuku.

“Ya udah kalo basun mau emak buka daster.” Ucap ibuku tiba-tiba

Kulirik sedikit ibuku. Perlahan dia melepaskan dasternya melalui bagian atas lehernya. Sekarang ibuku hanya mengenakan celana dalam saja. Kupandangi seluruh tubuhnya. Walaupun sebenernya aku sudah sering melihat ibuku telanjang saat aku mengintipnya mandi, tapi ini rasanya berbeda. Ibuku hanya mengenakan celana dalam tepat didepan mataku. Kulihat perut ibuku, sudah agak buncit dan bergelambir. Lalu kuturunkan pandanganku. Ibuku memakai celana dalam berwarna krem. Mungkin karen suda terlalu lama dipakai dan sering dicuci, celana dalam itu jadi terlihat tipis. Aku bisa melihat samar-sama bulu kemaluan emak yang menutupi vaginanya. Ya, bulu kemaluan ibuku ternyata sangat lebat dan hitam. Mungkin ibuku tidak pernah mencukurnya. Bahkan dari bagian samping samping pangkal pahanya, ada bulu-bulu yang menyempil keluar dari celana dalamnya.

Kubaringkan tubuhku perlahan lalu ku jamahi lagi payudara ibuku sambil mulai menggesek-gesekan kembail penisku dipahanya. Tangan kananku kupelukan ke perut ibuku. Sambil menghisap payudara ibuku kuat-kuat, kunaik turunkan badanku. Paha ibuku sudah mulai agak licin karena pre-cum yang keluar dari penisku. Kugesek-gesekan penisku dengan kuat. Kulihat ibuku hanya memejamkan kedua matanya. Aku rasa dia juga menikmatinya. Saat rasa-rasanya air maniku sudah mau keluar, kuhentikan gesekanku. Aku tidak mau orgasme dulu. Aku mau sesuatu yang lebih malam ini.

“Mak.. Basun boleh cium memek emak gak?” Ucapku sambil mengelus payudara ibuku.
Ibuku membuka matanya. “Ih kok kamu aneh-aneh aja sun. Gak boleh ah. Jijik”
“Tapi basun pengen cium baunya mak. Basun kangen baunya.”
“Kan tadi sore emak udah kasih kancut emak ke kamu. Ciumin itu aja gih.”
“Ah bosen mak. Bosen mau langsung cium dari sumbernya”

Ibuku terdiam sambil menatap dalam kepadaku.

“Gini aja ya sun...”. Emak kemudian kulihat memasukan tangannya kedalam celana dalamnya melalui atas. Beberapa saat dia mengesek-gesekan tangannya disana. Lalu dia keluarkan tangannya dan mengarahkannya ke wajahku.
“Cium ini aja ya sun. Emak abis masukin ke memek emak. Baunya nempel disini.”

Ibuku menonjolkan jari tengah dan telunjuknya sehingga seperti membentuk posisi tangan “peace”. Kulihat kedua jarinya itu basah. Seperti ada lendir yang melapisinya. Kudekatkan hidungku. Ahhh... baunya sangat nikmat. Baunya sama seperti celana dalamnya yang sering kucium, tapi ini baunya lebih kuat menyengat, lebih fresh. Kupegang tangan emak itu lalu kutempelan sangat deket ke hidungku. Kuhirup aromanya kuat-kuat. Dan refleks, kujilati lalu kumasukan kedua jari ibuku itu kemulutku. Kujilati semua lendir yang ada dijarinya lalu kuhisap kuat-kuat. Ibuku sempat hampir mau menarik tangannya, tapi genggaman tanganku lebih kuat sehingga dia tidak bisa berbuat apa-apa. Setelah puas, kukeluarkan jari ibuku dari mulut.

“Ih basun.. Kok dijilat-jilat.. Jijik banget sun.” Ucap ibuku sambil melihat kedua jarinya yang kinin berlumuran air liurku.
“Abis enak banget ma, baunya. Lagi dong mak. Gesek di memek emaknya yang lamaan dikit biar lendirnya banyakan.”
“Ih kamu sun. Dasar anak aneh.”

Ibuku kembali memasukan jarinya ke celana dalamnya. Dia gesek-gesek agak lama lalu dia berikan lagi kepadaku. Kali ini memang sepertinya lebih banyak cairan yang menempel dijarinya. Lalu kulahap lagi seperti tadi. Lalu terpikir sesuatu olehku, aku ingin mencoba lebih jauh.

“Mak, pakai jari basun aja ya.”Ibuku hanya diam memandangiku. Lalu tiba-tiba dia memegang telunjuk tangan kananku dan mengarahkan ke celana dalamnya. Aku menurut saja sambil terdiam. Kemudian jariku dimasukkan ke celana dalamnya. Aku bisa merasakan bulu jembut ibuku yang agak kasar dan lebat itu.

“Pelan-pelan ya sun” Ucap ibuku tiba-tiba.

Lalu dia mengarahkan telunjukku mengenai sesuatu yang agak basah dan lembab. Kemudian ditekan perlahan hingga jariku serasar dijepit oleh kulit yang basah dan berlendir. Ah.. Jariku sepertinya sudah masuk ke vagina ibuku. Lalu jariku dibuat melakukan gerakan mendorong lebih kedalam vaginanya. Seluruh telunjukku sekarang sudah masuk. Rasanya begitu lembab dan berlendir. Jariku rasanya juga seperti dipijat-pijat oleh gerakan otot vaginanya yang dibuat seperti mengempot-empot.

“Udah masuk tuh sun.”
Kulihat wajah ibuku. Nafasnya terengah-engah. Matanya agak menyipit. Wajahnya berkeringat. Keelap keringat didahi ibuku dengan tanganku yang satunya lagi.

“Biarin didalem dulu ya mak.” Ucapku.
Perlahan kumaju mundurkan telunjukku didalam vaginanya. Kubengkokan telunjukku hingga seperti posisi ingin mencongkel sesuatu.

“Ehmmm... Mmmmm”. Hanya itu yang keluar dari mulut ibuku.

Tanpa menanya ibuku lagi, perlahan kuselipkan juga jari tengahku ke vaginanya. Vaginanya sudah sangat basah sehingga jariku bisa masuk dengan sangat mudah. Kumaju-mundurkan sambil kucongkel-congkel vagina ibuku. Ibuku sepertinya kenakan karena terus mengoyang-goyangkan kedua pangkal pahanya. Karena gerakannya itu, celana dalamnya sekarang sudah turun ke arah pahanya. Hingga kini aku bisa melihat vagina ibuku dengan sangat jelas.

Kuambil posisi berlutut didepan vagina ibuku. Sambil tetap menusuk-nusuknya dengan jariku, kuperhatikan vaginanya. Kusibakan bulu jembutnya yang lebat hingga kini aku bisa melihat bibir vagina ibuku. Vagina sudah agak bergelambir dan bibir vaguna juga sudah menyembul keluar. Warnya agak coklat kehitaman. Wajarlah ibuku sudah tiga kali melahirkan dan umurnya juga sudah kepala empat. Mungkin vagina ibuku juga dulu sudah sangat sering dihajar oleh bapakku.

Kulihat ibuku terus menggerak-gerakan seluruh tubuhnya seperti sedang manahan kenikmatan. Kini tangan ibuku memelintir kedua puting susunya sendiri. Kupercepat gerakan jariku divaginanya. Penisku juga sudah sangat keras. Sekalian onani aja ah pikirku. Tanganku yang satunya lagi akhirnya mengocok-ngocok sendiri penisku. Ibuku hanya pasrah saja melihatnya. Kedua tangan terus menurus mengocok, yang satu divagina ibuku dan yang satu lagi dibatang penisku.

“Sun.. Sun.. Udah sun.. Emak udah gak kuat.” Tiba tiba ibuku meracau.

Tangannya berusaha menghentikan gerakanku di vaginanya tapi tenaganya kurang kuat. Kumaju mundurkan jariku lebih cepat. Tiba-tiba jariku rasanya dijepit sangat kuat oleh vagina ibuku, lalu terasa seperti disiram cairan dari dalam vaginanya. Tubuh ibuku mengejang-ngejang dan matanya terpejam. Sepertinya ibuku sudah orgasme.

Beberapa saat kubiarkan jariku tetap disana sambil merasakan sisa sisa kedutan dari vagina ibuku. Tubuh ibuku sudah tenang dan sepertinya terkulai lemas. Kekeluarkan jariku dari vaginanya. Banyak sekali cairan yang ikut dijariku. Cairannya sangat lengket, kental dan berlendir tapi warnanya agak bening. Kuoleskan cairan ibuku itu ke penisku sambil tetap mengocok-ngocoknya. Kumasukan lagi jariku ke vagina ibu hanya untuk mengambil cairannya kembali lalu kugosokan lagi ke penisku. Ibuku hanya bisa melihatnya pasrah. Setelah beberapa kali, kini batang zakarku sudah basah oleh cairan mani ibuku sendiri. Kukocok-kocok penisku dengan kuat dengan tangan kananku. Tangannku yang kiri sambil memijat biji zakarku. Karena cairan ibuku, penisku rasanya jadi sangat licin dan enak mengocoknya.

Saat hampir orgasme, Kuremas kantong zakarku kuat-kuat lalu ketekan kepala penisku. Aaah... cairan air maniku memuncrat sangat kuat. Sangat banyak dan sangat kental. Muncratan pertama agak jauh dan mengenai payudara kanan ibuku. Selanjut memuncrat banyak diperut ibuku lalu sisanya sisanya menetes di vagina ibuku. Vagina ibuku jadi sangat berantakan. Bulu-bulu jembutnya jadi sangat basah oleh cairannya sendiri dan tetesan tetesan air maniku. Ibuku lalu mengusap-usap spermaku yang jatuh didada dan perutnya lalu meratakannya melapisi tubuhnya.
Nafasku masih terengah-engah karena orgasme tadi. Orgasme yang sangat kuat tapi batang zakarku masih lumayan tegak.

“Mak.. Basun boleh..”
“Jangan sun.. Gak boleh begituan sama emak sendiri.” Potong emakku. Kemudian dia merapatkan pangkal pahanya dan menutupi vaginanya dengan telapak tangannya.
“Udah ya sun... Jangan lebih dari ini.” Ibuku memohon.

Sebenernya nafsu sudah sangat diujung. Aku ingin sekali menyetubuhi ibuku malam ini. Aku ingin merasakan penisku dijepit dan diempot-empot oleh vagina ibuku. Tapi aku juga tidak melihat ibuku. Kulihat diujung matanya ada airmata yang jatuh. Wajahnya terlihat sedih dan lemas.

“I..Iya mak.. Maaf basun khilaf” Lalu aku begeser kesamping ibuku.
“Gak apa-apa sun. Emak juga khilaf tadi.” Jawab ibuku sambil mengenakan kembali dasternya lalu kembali berbaring disampingku.
“Mak gak marah kan mak?”
“Enggak sun.. Tapi emak mohon kamu jangan berpikiran macem-macem ya ke emak. Kita udah dosa melakukan beginian. Jangan sampe kebablasan kamu mau begituan sama emak.”
“Iya mak.. Basun gak bakal mikir gitu lagi. Tapi kalo kayak tadi lagi boleh gak mak?”
Ibuku terdiam.

“Basun mau bikin enak emak pake tangan basun. Masa basun mulu yang dibikin enak sama emak. Basun tau emak udah lama gak ketemu bapak. Emak tadi enak kan basun kocokin memeknya?”
“Ih kamu ini.. Sok tahu masih kecil”
“Basun udah umur 24 mak. Basun udah ngerti kok”
“Ya udah.. Klo basun mau gitu lagi boleh deh. Tapi pake tangan aja ya. Emak enak juga kok basun gituin tadi.
“Nah enak kan mak. Jadi emak bisa bikin puas basun, basuk juga bisa bikin puas emak.”
“Ah kamu.. Ya udah sini burung kamu mau diurutin gak?”
“Mau dong ma.. Mumpung masih ngaceng nih mak, hehehe” Jawabku cengengesan.
“Sun..sun.. dasar anak nakal.”

Akhirnya malam itu batang zakarku diurut emak lagi dan ejakulasi untuk yang kedua kalinya. Setelah itu kami berdua langsung tertidur lelap. Mungkin kecapean karena saling memuaskan dengan tangan tadi.
Kini hubunganku dengan ibuku sudah semakin jauh. Yah meski ibuku menolak untuk aku setubuhi tadi, tapi aku rasa aku bisa membawa keintiman tubuku kami ketahap yang lebih tinggi. Tubuh ibu dan anaknya sendiri yang kini setiap malam tidur seranjang telanjang dan saling memuaskan kemaluan masing-masing dengan tangan.

Naluriku masih buas.
Nafsuku belum tuntas hanya dengan ini...
Aku ingin lebih dari ini mak...

Rutinitasku dengan ibuku terus berlanjut. Kini tiap malam kami selalu tidur bersama sambil saling memuaskan diri kami masing-masing. Ibuku dengan telatennya selalu mengurut batang zakarku yang kini ukurannya sudah lumayan bertambah besar. Dan aku selalu tak pernah bosan menyusu sambil memasukkan jari-jariku ke liang senggama ibuku untuk menghirup aroma dan cairan kewanitaanya.

Ibuku kini pun tak malu-malu lagi bertelanjang badan dihadapanku. Meski dia lebih sering bersikeras untuk tetap mengenakan celana dalamnya saat kemaluannya aku jamahi, tetapi saat sudah asik, ibuku suka lupa dan aku dengan bebasnya menurunkan celana dalamnya. Kini tiap malam ranjang kami selalu panas dengan hasrat untuk saling memuasi antara aku dan ibuku.

“Sun, jembut kamu kok jadi lebat gini sih, keriting-keriting lagi.” Ucap ibuku saat sedang mengurut penisku.
“Iya nih ma.. Jadi tebel, kayaknya gara-gara kena minyak bulusnya deh.”

“Emak cukurin ya. Biar resik, gak lengket-lengket. Itu burung biar keliatan lebih gede juga.”
“Ah emak.. Punya emak juga lebat gitu. Basun cukurin juga ya mak. Biar gak susah nyari lubangnya, hehehe.” Candaku.

“Hush.. Kamu ini ya, nakal banget. Ya udah, kamu ada cukuran jenggot kan?”
“Ada tuh ma, didalem laci meja kaca.”

Ibuku menghentikan urutannya dan berlalu ke arah meja kaca. Dia kembali sambil membawa gunting, cukuran jenggotku dan sabun didalam gayung.

“Kok bawa sabun, buat apa mak?”
“Biar licin ntar nyukurnya. Ya udah sini emak cukur.”

Aku pun bangkit dari kasur dan berdiri dihadapan emak yang sudah mengambil posisi berjongkok. Saat aku melihat kebawah, aku sempat tercengang dengan pemandangan yang kulihat. Wajah ibuku yang sedang berjongkok tepat berada didepan penisku dan hanya berjarak beberapa centi saja. Ditambah lagi dengan payudara ibuku yang terlihat menggantung-gantung saat dia bergerak.

“Kress.. Kress...” Ibuku mulai mengguntingi bulu kemaluanku yang panjang. Helai-helainnya mulai berjatuhan ke lantai kamar kami. Ternyata banyak juga yang tercukur, kini hanya tersisa bulu-bulu pendek saja yang terpotong gunting dikemaluanku.

“Emak botakin aja ya burungnya. “ Ucap Ibuku sambil mengusapkan sabun dan air ke kemaluanku.
“Pelan-pelan ya mak nyukurnya. Entar kepotong lagi, hehehe”

“Hahaha kamu sun. Baru juga mau digedein burungnya, masa emak potong”
“Ah emak bisa aja.”

Ibuku perlahan mulai mencukur sisa-sisa bulu yang ada.Dimulai dari pangkal paha lalu lanjut ke pangkal batang penisku sampai ke bagian dasar batang penisku yang ditumbuhi bulu. Kemudian ibuku mengelus-elus kantong zakarku.

“Yang disini emak cukur juga ya sun.”

Lalu ibuku mulai mencukuri bulu dibagian kantong zakarku sampai ke bagian dalam pahaku.

“Nah bersih kan sun. Jadi keliatan lebih gede punya kamu”
“Hehehe iya mak. Cuma jadi mirip ayam potong yang dijual dipasar. Plontos.”

Kupandangi penisku. Ya memang setelah dicukur jadi terlihat lebih menjulang. Apalagi saat dicukur tadi, ibuku memegang penisku hingga kini keadaannya setengah ereksi. Ibuku masih berjongkok disana, merapihkan sisa-sisa bulu kemaluanku yang berjatuhan dilantai.

“Mak...” Ucapku agak berat.
“Ya sun..” Jawab ibuku seadanya tanpa menoleh kearahku.
“Hmmm... Basun mau diisepin dong mak.”
“Heh..” Ibuku langsung menengok ke arahku.

“Eng... Basun mau ini diisepin dong mak..” Jawabku sambil memegang batang penisku.

Ibuku terdiam sambil menatap mataku dari posisinya jongkoknya.

“Makk...” Rengekku sambil meremas-remas penisku.
“Emak belum pernah sun.. Punya bapakmu aja gak pernah emak gituin.”

“Ya makanya punya basun mak.. Emak sayang kan sama Basun?”

Ibuku sempat beberapa saat terdiam lalu perlahan menggerakan tangan kanannya menyentuh penisku dan mulai mengenggamnya dibagian pangkalnya.

“Kamu beneran mau sun?”
“Basun pengen banget mak..”
“Emak coba yaa..” Ucap ibuku sambil perlahan mendekatkan wajahnya ke penisku.

Ibuku mulai membuka mulutnya lalu perlahan memasukan kepala penisku ke rongga mulutnya. Gigi bawahnya sempat mengenai lubang kencingku, jadi agak terasa sedikit ngilu. Tapi semuanya tergantikan ketika kepala penisku mengenai lidah ibuku. Terasa hangat, basah dan berlendir. Lalu ibuku merapatkan kedua bibirnya dan mulai memainkan ujung penisku yang sudah masuk dengan lidahnya. Ujung lidah ibuku terasa menyapu lubang kencingku sampai ke urat dibawah kepala penis.

“Hmm..Hmmm..” Hanya itu suara yang keluar dari mulut ibuku.

Setelah beberapa saat, ibuku mengeluarkan penisku dari mulutnya. Terlihat ada ludahnya yang menyambung dari mulutnya ke kepala penisku. Ludah itu terus tertarik hingga akhirnya terputus dan jatuh ke payudara ibuku.

“Gimana sun? Enak?”
“Enak banget maak.. Lagi dong mak.. Tapi jangan ujungnya aja, isepin ampe semua mak.”
“Kamu sun.. Gak sabaran amat sih.” Canda ibuku.

Ibuku kemudian kembali menggenggam batang penisku dan mengarahkannya ke mulutnya. Kali ini ibuku membuka mulutnya lebih lebar. Mulai dari kepala hingga kini seluruh batang penisku sudah tenggelam dimulutnya. Nikmat sekali rasanya penisku dimainkan oleh lidah ibu. Sesekali ibu mengempotkan kedua pipinya hingga penisku terasa disedot-sedot.

Perlahan-lahan aku pun mulai memaju mundurkan penisku dimulutnya. Kedua tanganku memegangi kepala ibuku dan menggerakannya untuk maju mundur juga. Walaupun masih sesekali terkena giginya, tapi pengalaman baruku ini sungguh terasa nikmat. Aku berusaha memasukan penisku sedalam-dalam mungkin hingga hampir mengenai ujung tenggorokan ibuku dan mulai mempecepat tempo gerakan maju mundur penisku.

“Orgghh.. Orgghh...” Suara itu terdengar dari mulut ibuku.

Seketika ibuku mendorong pinggulku menjauh dengan kedua tangannya. “Pluup...” Penisku keluar dari mulutnya. Penisku yang sudah begitu tegang terlihat mengkilap terlapisi air liurnya.

“Kenapa mak.. Kok dikeluarin?”
“Emak gak bisa napas sun.. Pelan pelan dong ngocoknya.”
“Hehehe.. maap mak. Basun keenakan. Lagi ya mak.” Ucapku sambil mengarahkan penisku kemulutnya.

Ibuku sempat berusaha menghindar sehingga penisku mengenai pipinya. Aku terus berusaha menekan-nekan dan mengarahkan penisku ke arah mulutnya. Akhirnya ibuku menyerah dan mulai menjilat-jilati batang zakarku.

“Hmmm... Hmmm..” Suara ibuku, sepertinya dia sangat menikmati menjilati penisku.
Jilatan ibuku mulai menurun hingga kini mulai menjilati kantong zakarku. Ah.. rasanya ngilu tapi enak. Terlebih ibuku juga menyedot dan mengulum biji zakarku dalam-dalam dimulutnya. Setelah semua terjilati, akhirnya ibu memasukan penisku dimulutnya. Mengulumnya. Menyedotnya.

“Ahh.. Ah...Ah..” Aku mulai merintih keenakan karena sensasi tersebut. Aku sudah hampi puncak. Kutekan penisku kuat-kuat dan kurapatkan wajah ibuku dengan perutku. Rasanya kepala penisku sudah mencapaki tenggorokannya.

“Cruut.. Cruut..Cruut...”

Aku ejakulasi didalam mulut ibuku. Rasanya banyak sekali air mani yang aku keluarkan. Kelepaskan perlahan peganganku dikepala ibu. Penisku masih terasa berkedut-kedut dan ibu masih memainkannnya dengan lidahnya sambil perlahan mengeluarkannya dari mulutnya.
Penisku sudah agak layu saat keluar. Spermaku pun berceceran dari mulut ibu dan berlelehan mengenai buah dadanya.

“Enak gak mak?”
“Asin sun..” Ucap ibuku sambil berusaha meludahkan sisa-sisa air maniku dari mulutnya.

Ibuku kemudian pergi kekamar mandi, dan aku mengikutinya dari belakang. Dia berkumur-kumur sambil membersihkan sisa-sisa spermaku dibadannya. Akupun membasuh penisku yang rasanya sudah sangat lengket.

“Eh tunggu mak.. Biar basun sekalian cukurin dulu jembut emak.
“Nggak usah sun.. besok besok aja.”

“Ah curang.. Masa punya basun udah botak, punya emak kagak.” Jawabku sambil berjalan kekamar untuk mengambil gunting dan alat cukur.
Saat aku kembali, ibuku hanya berdiri saja didepan cermin kamar mandi.

“Sini mak.. Duduk selonjoran di ubin aja biar gampang nyukurnya.”

Dengan agak ragu, ibuku menurunkan celana dalamnnya. Kulihat vaginanya sudah agak basah. Kemudian dia duduk bersimpuh dilantai kamar mandi.

“Cukurnya dikit aja ya sun. Emak geli klo dicukur abis.”
“Sekali-kali mak.. Ntar juga numbuh lagi. Duduknya jangan gitu mak. Gimana basun nyukurnya kalo gitu.”

Ibuku kemudian mengambil posisi mengangkangi ku. Ah.. untung saja aku sudah orgasme tadi. Kalau tidak, mungkin aku tidak bisa menahan diriku untuk menyetubuhi ibuku.

“Lebaran dikit mak ngangkangnya”

Ibuku melebarkan jarak kedua kakinya hingga kini aku bisa mengambil posisi diantara kedua pahanya. Aku pun mulai mengguntingi bulu kemaluan ibuku dengan gunting.

Kres.. Kress...

Sekarang vagina ibuku sudah hampir botak, tinggal sisa bulu-bulu pendek yang tidak bis dipotong dengan gunting. Bibir vagina ibuku jadi terlihat jelas. Bibirnya sudah agak keluar dan berwarna coklat gelap. Diantaranya aku bisa melihat sedikit klitoris ibuku yang agak menyembul keluar. Dan sepertinya ada cairan-cairan yang mulai membasahi vaginanya.

“Basun kerok ya mak..” Ucapku sambil mengambil alat cukur jenggotku.
Kubasahi vaginanya dengan air dan sabun dan mulai kucukur habis sisa-sisa bulu itu. Aku mengeroknya sampai kebagian paling bawah karena kulihat masih ada bulu-bulu halus yang tumbuh disana.

“Mak.. angkat dikit pahanya.”
Ibuku akhirnya membaringkan badannya dilantai dan mengangkat pinggulnya. Aku kini bisa melihat lubang anus ibuku. Ternyata bagian ini juga ditumbuhi bulu-bulu halus. Lubang anus ibuku terlihat sangat kecil dan rapat. Akupun mengeroknya.

“Kok disini ada bulunya juga ya mak..”
“Gak tau emak sun..”

Saat mencukur area tersebut. Aku iseng menyetuh lubang anus ibuku dengan ujung jari telunjukku”
“Sun!” Ucap Ibuku keras.
“Jangan pegang itu sun. Jorok ah.” Lanjut ibuku.
“Iya mak.. Basun iseng doang. Nah sekarang udah bersih deh.”

Ibuku kembali mengambil posisi untuk duduk tapi kedua pahanya tetap terkangkang.
“Mak... mau gantian gak?”
“Gantian apa?”
“Ya Basun gantian jilatin punya emak, hehehe.”
“Kamu mau sun?”
“Ya mau banget mak.”

Tanpa menunnggu jawaban darinya, aku langsung merapatkan wajahku ke vagina ibuku. Keendus aromanya lalu kurapatkan hidungku percis di liang senggamanya, Akupun mulai menjulurkan lidahku untuk menyapu vaginanya. Kurasa ada lendir lendir yang mulai membasahi wajahku. Sekarang giliran lidahku yang bermain-main divagina ibu. Dengan kedua tanganku, kucoba untuk membuka lebih lebar lubang vaginanya. Kulihat bagian dalamnya berwarna pink gelap dengan klitoris yang sudah menegang. Kumasukan lidahku dalam-dalam kesana sambil sesekali memainkan klitoris ibuku dengan jari-jariku. Lalu kucoba menggigit pelan ujung klitoris ibuku itu.

“Aaaah.. suuun... Aaaaaah....”

Ibuku menaruh tangannya dikepalaku sambil mengacak-acak rambutku. Matanya terpejam. Badannya meliuk-liuk dilantai, persis seperti cacing yang sedang dikasih garam.

Sambil terus menjilati klitoris ibuku, aku perlahan memasukan jari tengah dan telunjukku ke vaginanya. Perlahan kukocok jariku maju mundur. Ibuku mulai bergerak tak karuan. Tangannya terasa menjambak-jambak rambutku.

“Aaaaah... Aaaaah.... Suuun...”

Sepertinya ibuku sudah hampir orgasme. Tanpa pikir panjang, aku coba menekan lubang anus ibuku dengan jariku yang lain. Rasanya begitu rapat dan sulit ditembus. Kubasahai dulu jariku itu dengan cairan yang keluar dari vagina ibuku lalu kucoba untuk memasukannya lagi.

“Suun.. Jangan disitu suun..”

Perkataan ibu tak kuhiraukan. Kutekan jariku makin keras hingga kini lubang anusnya mulai terbuka. Kudorong terus hingga setengaj jari telunjukku sudah ada didalam anus ibu. Tubuh ibu makin meliuk-liuk. Kupercepat jilatanku dan kocokan jari-jariku di vagina dan lubang anusnya sekaligus. Kulihat ibuku membuka sedikit matanya tapi hanya bagian putihnya saja yang keliatan. Seperti dia sudah hampir puncak.

Setelah beberapa saat, akhirnya... Currr.. currr... Kurasa ada semprotan kecil dari dalam vaginanya yang mengenai jariku. Tubuh ibu kejang-kejang. Tanggannya merapatkan wajaku dengan vaginanya. Sehingga cairan tersebut sedikit mengenai mulutku.

“eh..eh..eh..” Suara ibuku sambil bernapas pendek-pendek. Ah sepertinya dia sudah orgasme.

Ibu melepaskan tangannya dari kepalaku. Kuangkat kepalaku dari vaginanya. Ibuku tertidur dilantai kamar mandi sambil badannya masih sesekali mengejang. Kuperhatikan vaginanya yang basah itu, lalu ibuku pipis, mengeluarkan air kencing perlahan yang akhirnya berceceran dilantai.

“Emak lemes banget sun...”
“Tapi enak kan mak?” Candaku.
“Kamu emang anak nakal. Emak kamu dibikin lemes begini. Emak jadi ngompol tuh.”

Kuambil gayung lalu kusiramkan air ke vagina ibuku Perlahan kuceboki sambil berusaha menggelitiki lagi vaginanya dengan jariku.
“Uh sun.. emak udah lemes banget ini.”
“Hehehe.. Ya udah mak. Basun gendong ya kekasur.”

Lalu kuangkat badan ibuku dalam gendonganku. Ibu melingkarkan tangannnya dileherku. Hup! Kuangkat lalu kugendong kekamar. Perlahan kuturunkan tubuh ibuku diranjang. Lalu aku elap-elap tubunya yang basah dengan kain daster ibuku. Setelah itu kubaringkan tubuhku disampingnya.

“Makasih ya sun..” ucap ibuku pelan.
“Iya mak.. Basun juga..” sambil kumiringkan badanku kearahnya dan memeluk badannya dengan satu tanganku.

Ibuku terlihat sangat lelah. Akupun jadi tidak tega mau menyusu lagi padanya. Penisku sempat kembali tegang melihat badan ibuku yang tak tertutup sehelai benang pun, tapi mataku rasanya sudah begitu berat. Hanya kurapatkan penisku dipaha ibu. Untung akhirnya turun juga ereksinya. Akhirnya malam itu kami tertidur saling berpelukan dalam keadaan telanjang hingga pagi menjelang.

Sudah tiga hari ini “ritual” aku menyusu dengan ibuku terganggu. Itu karena abangku datang dan menginap dirumah. Namanya Badar. Hubunganku dengan abangku ini memang tidak terlalu akrab. Dari dulu dia selalu kasar padaku. Ditambah lagi dengan badannya yang tinggi besar, aku pasti selalu kalah jika berkelahi dengannya. Setelah menikah, badannya jadi semakin gemuk dengan perut yang juga buncit sepertiku. Dia jadi makin mirip algojo saja dimataku.

Dia bilang sedang bertengkar dengan istrinya dan malas untuk kembali kerumah. Karena ada abangku ini, ibu melarangku untuk tidur bersamanya. Dan aku harus tidur bersama dengan abangku beralaskan kasur tipis di kamarku dulu. Tapi ya yang namanya sudah kebiasaan, aku tetap memaksakan untuk curi-curi waktu agar bisa menyusu. Kadang aku menyusu saat abangku keluar rumah, saat abangku sedang mandi atau saat ibu mengantar bekal makan siang ke ladang. Karena diburu waktu, biasanya ibuku jadi mengocok atau mengoral penisku dengan cepat agar aku segera keluar. Jadi terasa kurang nikmat.

“Mak... Ah.. Pelan pelan mak ngocokkinnya...”. Ucapku sambil menahan ngilu dipenisku karena Ibuku mengocok dengan tangannya terlalu keras.
“Buruan kamu keluarinnya sun.. Abangmu ntar keburu selesai mandinya.”

“Cruuut...Cruttt...” Akhirnya air maniku berceceran dilantai kamar.

“Udah sun.. Kamu buruan ke ladang sana. Nanti keburu siang, panas.” Ucap ibuku sambil mengelap ceceran air maniku dengan kain pel.
“Ah.. mak.. Basun masih pengen nih.. Nanggung.”
“Hussh.. Nanti ketahuan abangmu kita.”

“Ah abang Badar emang bikin susah aja. Kapan sih mak abang pulang kerumahnya?”
“Gak tau sun. Kayaknya dia masih berantem sama bininya.”

“Udah mak, suruh bang Badar baikan aja sama istrinya. Biar cepet pulang. Biar kita bisa kayak dulu lagi mak.” Ucapku sambil meremas-remas payudara ibuku yang terbungkus daster.
“Iya sun.. Ntar mak bilangin.”
“Ya udah mak. Basun ke ladang dulu ya.” Ucapku sambil memakai baju dan celana dan lanjut pergi ke ladang.

Karena cuaca sedang sangat panas, baru bekerja sebentar saja, aku langsung beristirahat di gubuk tempat biasa aku berteduh. Kulepaskan semua baju dan celanaku yang penuh keringat. Tiba-tiba nafsuku naik lagi, teringat biasanya aku dan ibuku suka saling memuaskan nafsu disini. Ya karena ladang kami ini agak jauh dari pemukiman, jadi kami sering memacu birahi disini. Biasanya hanya sebatas aku menyusu atau ibu yang menguruti batang penisku saja lalu kami akan melanjutkannya dirumah. Tapi sudah beberapa hari ini kami tidak melakukannya hingga membuat nafsuku menjadi semakin menjadi-jadi.

Tanpa sadar aku sudah menurunkan celana kolorku dan mengocok batang penisku sendiri. Kubayangkan saat saat ibuku mengulum penisku dengan mulutnya. Dan akhirnya setelah beberapa menit, kupercepat kocokan tanganku dan meledaklah lahar panasku. Tapi entah kenapa rasanya meski sudah ejakulasi, terasa masih ada yang kurang. Nafsuku masih saja tinggi. Karena badan ku sudah lemas, kuputuskan saja untuk langsung pulang kerumah. Toh cuaca juga sedang sangat panas untuk berladang, ibu pasti maklum.

Saat sampai didepan ruma, kulihat pintunya ditutup. Ah mungkin ibu dan abangku sedang pergi keluar rumah. Baguslah aku memang ingin segera tidur jadi tidak ada yang mengganggu. Aku mengambil kunci serap yang biasa ibu tinggalkan dibawah pot bunga. Tapi saat aku coba untuk membukanya, ternyata pintu tidak dikunci. Kudorong perlahan pintu tersebut dan masuk ke dalam rumah.

Yang terasa janggal. Kudengar ada suara berisik-berisik dari kamar ibuku. Aku langsung menggengam erat parang yang aku bawa, takut-takut kalau ternyata ada pencuri yang masuk. Aku berjalan perlahan-lahan mendekati arah kamar ibuku. Tapi semakin dekat, sepertinya suara itu sangat familiar. Aku berdiri dibalik kamar ibuku. Rumah kami dindingnya terbuat dari anyaman bilik bambu. Kebetulan ada celah yang cukup untuk mengintip kedalam kamar ibuku. Saat aku melihat melalui celah bilik bambu tersebut, aku hampir saja ingin berteriak. Pemandangan yang kulihat membuat mataku terbelalak.

Disana aku lihat Ibu dan abangku sedang bersama diatas ranjang. Ibuku hanya memakai kain yang dia lilitkan diperut sampai sebatas pahanya. Mempertontonkan buah dadanya yang sudah kendor dan menggantung-gantung itu. Posisi ibuku sedang duduk bersimpuh diperut abangku yang sedang berbaring dan tidak memakai pakaian sama sekali. Tubuh abangku yang memang tinggi besar itu seperti tidak keberatan menahan berat badan ibuku diperutnya. Tubuh abangku yang kulitnya agak hitam dan dadanya yang penuh bulu terlihat sangat berkeringat. Terlebih batang zakarnya yang ukurannya terbilang besar sudah ereksi sangat tegak diantara kedua pahanya yang posisinya dipunggungi oleh ibuku.

Ibuku menurunkan badannya hingga payudaranya tepat berada diatas wajah abangku yang dengan cepat langsung melahapnya dengan puas. Abang badar terlihat sangat bernafsu menyedot-nyedot susu yang keluar dari dada ibuku itu.

“Bangsat Bang Badar.. Dia sering mengejek aku bayi besar karena masih netek sama emak. Ternyata dia juga.” Gumamku dalam hati.
Sebenernya aku ingin masuk lalu melabrak mereka berdua. Aku sangat marah ternyata ibu juga menyusui abangku. Tapi aku tidak berani bergerak dari tempatku. Selain karena takut berkelahi dengan abangku, toh akupun juga menyusu pada ibuku, bahkan sekarang sudah lebih dari itu. Akhirnya aku putuskan untuk melanjutkan melihat perbuatan mereka dari tempat mengintipku sekarang.

Bang badar terus melahap payudara ibu dengan nikmatnya. Ibuku terlihat juga sangat menikmatinya, itu kulihat dari matanya yang sesekali terpejam dan suaranya yang merintih.

“Ah.. Dar.. Pelan-pelan neteknya..”
“Haaah... Iya mak.” Ucap bang Badar lalu langsung melanjutkan menyedot puting payudara ibu yang coklat kehitaman itu.

Bang Badar lalu memeluk tubuh ibu dan menggulingkannya hingga posisi mereka kini berbaring saling menyamping. Suara derit besi penyangga ranjang terdengar sangat keras saat badan ibu dijatuhkan ke kasur.

“Mak.. mau dikocokin pake tetek emak dong.” Ucap bang badar.
“Ya udah sini.

Bang badar lalu mengambil posisi duduk diatas tubuh ibu. Penisnya yang besar dan panjang itu dia arahkan ke celah diantara kedua payudara ibu. Penis yang warnanya kehitaman tersebut terlihat sangat tegang sampai aku dari jauhpun bisa melihat urat-uratnya yang menonjol. Ibuku lalu menjepit penis itu dengan kedua payudaranya lalu melakukan gerakan mengocoki penis itu. Abangku lalu meludahi penisnya yang sedang dijepit dada ibuku beberapa kali hingga dada ibuku terlihat licin dan basah.

“Clot..cloot.. Cloot..” Terdengar suara penis abangku yang dikocok oleh dada ibuku.
“Enak dar?”
“Ughhh.. Enak banget mak.. Bini badar gak pernah mau kalo badar suruh begini.”
“Ya udah.. kan kamu bisa dapet dari emak sekarang.”

Aku hanya bisa terbengong-bengong melihatnya. Antara marah tetapi juga birahiku naik. Aku belum pernah melakukan hal yang seperti itu dengan ibuku.

Tiba-tiba badan bang badar bergetar-getar.
“Croot..croot..”

Sambil mendesah, dia mengeluarkan air maninya dijepitan dada ibuku. Dia lalu mengangkat penisnya dan menumpahkan sisa air maninya diwajah ibuku. Ibuku memejamkan matanya lalu mengelap air mani yang jatuh diwajahnya.

“Uh kamu dar.. Nakal deh.. Pejunya dikeluarin di muka emak.”
“Hehehe.. Tapi suka kan mak. Jilatin dong mak, kan sayang Badar udah keluarin.”

Ibuku lalu menjilat air mani yang ada dijari-jarinya lalu menelannya. Ya Tuhan.. Aku mual melihatnya, tapi juga iri karena biasanya ibu tak pernah menelan spermaku seperti itu.

Bang badar lalu menjatuhkan badannya disamping ibu. Sepertinya dia sudah lemas. Tetapi tangan ibuku tetap mengocok-ngocok penis bang badar yang sudah mulai mengecil itu.

“Kayaknya burung kami perlu emak urutin lagi deh dar. Biar makin gede.” Ucap ibuku.

Jumat, 15 Juni 2018

DUNIA69 - SELINGKUH DENGAN PEMBANTU



DUNIA69 -  Mbak Diah adalah sosok wanita dari desa yang begitu cantik dan mempunyai bodi yang sangat mengigurkan. Mbak Diah ini sudah bekerja dirumahku lama sekali, kurang lebih 10 tahun. Mbak Diah juga sudah dianggap seperti keluarga sendiri karena ortuku juga sudah percaya padanya. Mbak Diah umurna masih muda 28 tahun Sementara umurku 22 tahun. Dan kali ini aku akan meneritakan bagaimana mbak Dia mengajariku tentang semua yang berhubungan dengan “sex”. Selain itu mbak Diah juga banyak mengajariku tentang bagamana agar bisa meuaskan seorang perempuan. Namun selum mendapatkan ajara dari mbak Diah, aku juga sedikit banyaktau dar video porno.

Ceritaku ini terjadi bermula ketika kedua ortuku sedang pergi keluar kota untuk menengok keluarga ayahku yang kecelakaan dan terluka parah. Aku sempet mau ikut namun karena aku ada ujian jadilah aku dilarang oleh kedua ortuku. Karena diruma aku hanya anak satu-satunya maka jadilah sekaran dirumah hanya ada aku dan mbak Diah. Seketika itu juga melihat keadaan ang sepi, otak kotorku pun keluar, aku langsung berpikir bagaimana caranya untuk aku bisa enikmat tubuh mbak Diah sangat menggiurkan itu. Payudara yang sangat besar dan padat, bongkahan pantatnya membuat birahiku naik. Ingin sekali aku langsung memaksa mbak Diah, namun aku masih berpikir karena aku takut kalau aku dilaporkan pada kedua ortuku.



Selama ujian berlangsung, aku gak bisa konsen dan hanya mbak Diah yang ada dipikirnku. Pikiranku terus melayang mebayangkan mbak tubuh molek mbak Diah telanjang dan aku menikmati setiap jengkal tubuhnya.

Kubayangkan betapa nikmatnya memek mbak Diah saat kuentot dengan desahan-desahan yang keluar dari mulutnya. Hingga akhirnya ujianku selesai danaku langsung pulang kerumah. Aku sangat bersemangat karena sampai dirumah aku bisa menikmati keseksian mbak Diah. Dan benar seperti yang kubayangkan, ketika aku sampai dirumah, kulihat pemandangan yang tak seperti biasanya. Kulihat mbak Diah memakai pakaian yang sangat ketat sekali hingga payudaranya sangat menonjol besar sekali dan seketika itu juga aku langsung bernafsu melihatnya.



Ketika aku mau masuk kamar, mbak Diah-pun menyapaku,



“Kenapa mas Bayu menundukkan kepalanya begitu”

“Gak papa kok mbak” jawabk sambil tidak melihat mbak Diah



Dan aku langsung pergi begitu saja meninggalkan mbak Diah yang sedang asik menonton TV. Sampai didalam kamar, aku masih terheran Dengan kemolekan tubuh mbak Diah yang sangat menggoda sekali. Kemudian aku-pun berimajinasi membayangkan kenikmatan menyetubuhi mbak Diah dan aku-pun langsung melampiaskan anganku Dengan menonton film porno lewat HP-ku. Dan tak kusangka aku menonton film porno Dengan volume yang tinggi hingga mbak Diah mendengarnya dan langsung mbak Diah nyamperin aku dikamarku dan menegurku,



“Hayoooo…lagi nonton apa mas?? Suaranya terdengar sampai diluar lho mas”

“Eeennngg…Ennggaak nonton apa-apa kok mbak” jawabku dengan wajah yang sudah memerah

“Aaaahhh…mbak tau hlooo mas, Mas Bayu gak usah bohong deeh,, gak papa kok kan mas juga sudah besar, apa mau mbak temenin nontonnya??” tanya mbak Diah



Mendengar pertanyaan mbak Diah-pun aku bingung mejawabnya hingaga aku terdiam dengan wajah yang tertunduk. Namun dilar dugaanku, setelah aku diam tak menjawab pertanyan mbak Diah, mbak DIah-pun langsung menuju sebelahku. Hatiku saat itu sangat deg-deg’an sekali, jantungku berdetak tak karuan dan,



“Jangan malu-malu mas, mbak tau kok kalau setiap hari mas memperhatikan mbak, benar kan??” tanya mbak Diah dengan berbisik disebelahku



“iiii…iiiiYhaaaa…kok mbak tau, pasti mbak juga memperhatikanku kan??” tanyaku balik

“Sudah lama aku menantikan saat-saat seperti ini mas” ucap mbak Diah lirih disebelah kupingku persis, hingga wajah kami sekarang sudah berdekatan



Mbak Diah menghadap wajahku saat kutatap wajahnya. Mata kami saling bertatapan. Kulihat Mbak Diah sepertinya senang dan menyukai apa yang kulakukan. Tanganku jadi lebih berani mengusap-usap lengannya lalu kedadanya. Kuusap dadanya yang kenyal menegang dengan putting yang mulai mengeras.

Kudekatkan mulutku untuk mencium pipinya. Dia berpaling menyamping, kemudian kutarik lagi pipinya. Mulut kamipun bertemu. Dan aku mencium bibirnya.



Inilah pertama kalinya aku melakukannya kepada seorang perempuan. Desahan halus keluar dari mulut Mbak Diah saat kedua tanganku meremas punggungnya dan lidahku mulai menjalari leher Mbak Diah. Ini semua akibat film porno yang sering kutonton. Mbak DIah bersandar kedinding, namun gak meronta. Sementara tanganku menyusup masuk kedalam bajunya, mulut dan lidahnya kukecup, kuhisap dan kugelitik langit-langit mulutnya. Kancing BH-nya kulepaskan. Hingga tanganku bisa bergerak bebas mengusap payudaranya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding.



Aku dan mbak DIah sangat terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Mbak DIah menyandar kedadaku. Dia sepertinya pasrah. Kemudian baju daster Mbak Diah kubuka. Didalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya dan kuremas perlahan. Bibirku mengecup putting susunya secara perlahan. Kuhisap putting susunya yang mengeras itu hingga memerah. Mbak Diah semakin gelisah dan nafasnya sudah gak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam dicelah payudaranya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah, “Ssshh…, sshh!”. Putting susunya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan.

Kulepaskan ikatan kain dipinggangnya. Lidahku sekarang bermain dipusar Mbak Diah, sambil tanganku mulai mengusap-usap pahanya.



Saat kulepaskan ikatan kainnya, tangan Mbak DIah semakin kuat menarik rambutku. “Mas Baayyuuu…Mas Bayuu…” suara Mbak DIah memanggilku perlahan. Aku terus melakukan usapanku. Nafasnya terengah-engah saat CD-nya kutarik kebawah. Tanganku mulai menyentuh daerah kemaluannya. Rambut halus disekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan. Saat lidahku baru menyentuh vaginanya, Mbak Diah menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu.

Pandangannya ditujukan tempat tidurnya. Aku segera mengerti maksud Mbak Diah dan lansung menuntun Mbak Diah menuju tempat tidur. Bau khas vaginanya merangsang sekali. Dengan satu bau khas yang sukar diceritakan.

“Mas Bayuu” bisiknya perlahan di telingaku

Aku terdiam sambil mengikuti apa yang kuinginkan. Mbak DIah sepertinya membiarkan saja. Kami benar-benar tenggelam. Mbak DIah sekarang kutelanjangi. Tubuhnya berbaring telentang sambil kakinya menyentuh lantai. Seluruh tubuhnya sangat menggiurkan.

Mukanya berpaling kesebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya meremas kain sprei. Payudaranya membusung seperti minta disentuh. Putting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Aku melihat gak ada lipatan dan lemak seperti perut perempuan yang telah melahirkan. Memang Mbak Diah tidak memiliki anak karena dia bercerai setelah menikah 3 bulan. Kakinya merapat. Karena itu aku gak dapat melihat seluruh memeknya. Cuma sekumpulan rambut yang angat lebat namun halus menghiasi bagian bawah.



Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. Retsluiting jeansku kuturunkan. Aku telanjang bulat dihadapan Mbak Diah. K0ntolku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Mbak Diah. Payudara yang membusung dihiasi putting kecil dan daerah dibulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang dicelah pahanya. Mbak Diah terlentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja naik turun. Kemudian aku-pun duduk dipinggir kasur sambil mendekap tubuh Mbak Ayuk. Sungguh lembut tubuh mungil Mbak Diah. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang putting susunya, kuremas-remas payudaranya yang kenyal itu. Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat hingga k0ntolku menyentuh pinggang Mbak Diah. Kudekatkan k0ntolku ketangan Mbak Dah yang kemudian digenggamnya k0ntolku erat-erat kemudian diusap-usapnya.



Memang Mbak DIah tahu apa yang harus dilakukan. Maklumlah dia sudah pernah menikah. Dibandingkan denganku, aku cuma tahu teori dengan melihat film porno saja. Tanganku terus mengusap perutnya hingga kecelah selangkangannya. Terasa lendir basah dikemaluannya. Aku beralih dengan posisi 69. Rupanya Mbak DIah mengerti keinginanku. Kemudian dipegangnya k0ntolku yang sudah tegang dan dimasukkannya kedalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam saat lidah Mbak DIah melumat kepala k0ntolku dengan lembut.

K0ntolku dikulum sampai kepangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku.



Bibir Mbak Diah terasa menarik-narik batang k0ntolku. Gak tahan diperlakukan begitu, kemudian aku mendesah menahan nikmat. Kubuka lebar-lebar paha Mbak Diah sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang klitorisnya. Mbak Diah mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Lubang kemaluan Mbak Diah semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih meleleh dari lubang memeknya. Tentu Mbak Diah sudah cukup terangsang, pikirku.

Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Payudaranya tertindih oleh dadaku. Mbak Diah memperbaiki posisinya saat tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. Kedua Kaki Mbak Diah mulai membuka sedikit saat jariku menyentuh memeknya. Lidahku mulai turun kedadanya. Putting susunya kuhisap sedikit kasar.

Punggung Mbak Diah terangkat-angkat saat lidahku mengitari perutnya. Akhirnya jilatanku sampai kecelah pahanya. Mbak Diah semakin membuka pahanya saat kujilat klitorisnya, kulihat Mbak Diah sudah gak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk mencari tempat-tempat yang bisa mendatangkan kenikmatan baginya. Desahan Mbak Diah semakin keras dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku ditarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan. Aku bertanya,



“Gimana Mbak rasanya?” suaraku lembut dan sedikit manja



Mbak Diah gak menjawab. Mbak Diah hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, kuarahkan k0ntolku kearah lubang memeknya yang sekarang sudah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir dilubang memeknya.



Kugesek-gesekan kepala k0ntolku dicairan yang membanjir itu. Perlahan kutekan kedalam. Tekanan k0ntolku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Mbak Diah menggelinjang seperti kesakitan.



“Pelan-pelan mas Bayu” mbak DIah berbicara dengan nafas sesak



Aku sekarang mengerti, vagina mbak Diah sudah sempit lagi setelah 5tahun gak disetubuhi, walaupun dia sudah gak perawan lagi. Memang aku belum berpengalaman kerena ini merupakan pertama kalinya aku menyetubuhi seorang perempuan walau umurku sudah matang. Kutekan lagi. Kumasukkan k0ntolku perlahan. Kutekan punggungku kedepan. Sangat hati-hati. Terasa memang sempit. Kemudian mbak Diah memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian k0ntolku yang masuk. Kubiarkan sebentar k0ntolku berhenti, terdiam. Mbak Diah juga terdiam tenang. Sementara itu, kupeluk tubuh mbak Diah dengan gemas sambil memainkan payudaranya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut. Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan.

Kami memang sudah sangat bernafsu dan snagat terangsang. Kemudian kutanya dengan suara lembut,



“Mau diteruskan mbak???”

Mbak Diah membuka matanya. Dibibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan. Kutekan k0ntolku kedalam. Lalu kutarik kebelakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan, emang sempit memek mbak Diah, mencengkram seluruh batang k0ntolku.

k0ntolku terasa seperti tersedot didalam memek mbak Diah. Kami semakin terangsang! k0ntolku mulai memasuki vagina mbak Diah lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata mbak Diah terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu saat k0ntolku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti gak sabar menunggu tindakanku selanjutnya. Sedikit demi sedikit k0ntolku masuk sampai kepangkalnya. Mbak Diah mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya k0ntolku divaginanya. Kadang-kadang punggung mbak Diah terangkat-angkat menyambut k0ntolku yang sudah melekat divaginanya. Lama kumaju-mundurkan k0ntolku seiring dengan nafas kami yang semakin gak teratur lagi. Suatu saat kurasakan badan mbak Diah mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku.


Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan. Denyutan divagina mbak Diah terasa kuat seakan melumatkan k0ntolku yang tertanam didalamnya. Goyanganku semakin kuat. Kasur mbak Diah bergoyang mengeluarkan bunyi berdecit-decit. Leher mbak Diah kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Saat itu seolah-olah kurasakan ada denyutan yang menandakan spermaku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat k0ntolku semakin menegang keras. Mbak Ayuk mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya.



Goyanganku semakin kencang. Vagina mbak Diah semakin keras menjepit k0ntolku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Mbak Diah diam saja. Bersandar pada tubuhku, mbak Diah lunglai seperti gak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh mbak Diah seperti terguncang-guncang. Mbak Diah membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang.



Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai kepuncak. spermaku muncrat kedalam vagina mbak Diah. Bergetar badanku saat spermaku muncrat. Mbak Diah mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah.



Mbak Diah mengerang agak kuat. Waktu kumuntahkan spermaku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk kedalam. Kulihat mbak Diah menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak kebelakang. Aku lupa segala-galanya. Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa tusukan tadi memang membuat kami sampai kepuncak bersama-sama. Memang hebat. Sungguh puas. Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama. Mbak Diah lah perempuan pertama yang mendapatkan air perjakaku. Walaupun dia seorang janda, bagiku dia adalah perempuan yang sangat cantik.

DUNIA69 - ADEK TIRI YANG KUAT NAFSU


DUNIA69 -
aku memiliki adik tiri dari seorang duda beranak satu yang menikah dgn ibuku. dan ibukupun seorang janda beranak satu, yaitu aq.


namanya gadis, di mempunyai perawakan yang bagus seperti ibu aslinya, tinggi putih dan montok, memang dari kecil aq sudah sering bersama-sama. pada saat kecil si memang tidak ada rasa apa2. tapi lama kelamaan, setelah bertambahnya umur, dan payudaranya pun tumbuh, kelas 6 sd payudaranya udah tumbuh, dia sering mandi dgn bertelanjang dada. tidur pun hanya menggunakan celana dalam,pada saat itu aq masih duduk di bangku smp kelas 2.


pada suatu hari, entah kenap aku sangat terangsang melihat buah dada adiku pada saat tidur. hatiku bergejolak tidak karuan. penisku mengeras. tak sadar aku mulai memegang payudaranya, sunggung nikmat yang kurasakan. keremas-remas perlahan, putingnya yang masih baru hanya berwarnya merah pucat,


“abang ngapain”, aku terperanjat tampa basa basi kuterjang dia, seolah-olah aq hanya bercanda….


karena kami sering bercanda, lama kelamaan bercanda aq mulai kelewatan, setiap hari kuremas-remas payudara adiku, dia pun hanya membalas dgn pukulan dan senyum, karena dia belum mengerti dgn artinya sex.



setiap malam aq datang kemarnya hanya untuk mengisap dan meremas remas payudaranya, dia pun lama kelamaan suka dgn perlakuanku.

dia beranjak dewasa setelah memasuki jenjang smp. badannya makin montok, payudaranyanya bertambah besar, mungkin karena sering kuremas dan kuisap.


pada suatu hari, kebranikan diri untuk menyentuh vaginanya.

dia terkejut.


“jangan bang, geli”


merasa dia tidak marah. aku mulai mempermainkannya. ia meronta.


tp karena aku laki2 dan dia kalah kuat. dia pun hanya bisa meronta2 saat kumainkan vaginanya. sampai akhirnya dia menangis.


mulai saat itu, dia sudah tidak mau berhubungan dgnq, tidak mau lg bercanda yang padahal cuman penyaluran nafsuq. setelah sekian lama, dia sudah tidak marah dgnku, tp dia sekarang lebih liar, sering bertanya hal2 tentang sex kepadaku,

aku pun tidak habis pikir,

kuambil dvd porno simpananku, dan ku tonton bersama adik tiriku.


kami berdua pun larut dalam nafsu yang terpendam.


setelah nonton kami pun kekamar.

kucoba menyentuh payudaranyanya, dia hanya diam,


kucoba meremas perlahan.

terdengar bunyi..ssssttttttt

ternyata dia mendesah, dan menikmati perlakuanku,

tak sampai disitu, kucoba lg menyentuh paginya adik tiriku.


pertama2 dia menolak. langsung saja ku isap bibirnya. dia terkejut. dan melepaskan tanganku.


aq pun dgn puas memainkan vaginyanya dari luar celana dalam.


lama kelamaan kutanggalkan satu persatu pakainnya. dia pun sudah terjerat dalam nafsu, hanya bisa pasrah dgn kelakuanku.

kulumat payudaranya, di pun meranjing2 ke’enakan.


sssttt…enak bang,,,,


isep yang kuat bang…sebelahnya lg bang….

kucoba memasuk jariku kedalam vaginanya yang ternyata sudah basah.


aaahhhkkkk. dia kesakitan. kucabut. dan kucaba lg perlahan-lahan…

ia bang, pelan2 aja bang….


ku kocok2 perlahan vaginanya. sampai akhirnya lobangnya tidak lg sempit. cukuplah untuk seukuran jariku.


setelah sekian lama bercumbu, akupun memasukan penisku kedalam vaginanya…

arrgghhh….dia mengerang….


aq pun tidak mau mengalah…kucoba lg…akhirnya penisku masuk setengah kedalam vaginanya….dia terlihat kewalahan dan terlihat meringis menahan rasa sakit….melihat itu aq pun mencabut perlahan penisku…

jantungku bergetar, hatiku miris, melihat darah keperawanan adik tiriku mengalir oleh karena ulahku sendiri…


ayo bang…kok berhenti…aq terkejut,,,permintaan itu membangkitakan nafsu birahiku lg. aku pun dgn semangat memasukan penisku, walah hanya setengah, kerena vagina anak smp yang teramat kecil


aq pun menggenjotnya secara perlahan…

ah ah ah…..cumam itu yang terdengar di mulut kecilnya….


sekian lama menggenjot….batas penisku pun mulai masuk sepenuhnya kedalam vagina adik tiriku,,,,

terus bang,,,,,lagi bang,,,yang cepat…..

enak bang….


aq pun menggenjot tambh capat. tangannya mencakar2 punggungku. serasa mau robek saja punggungku…

aaahhhhhh… oh oh oh….


kayakya dia merasakan apa yang dinamakan dgn orgasme…..


melihat dia orgasme…nafsuku tambah naik…aku mulai mnggenjot lebih cepet….

ah ah ah ah..erangku…aq pun merasakan orgasme juga….


kutumpahkan spermaku di dalam vaginanya….

dia yang terlelah karena orgasme terperanjat…ah ah ah…

apa ini bang…..hanya air kataku….

kami pun akhitnya tertidur….

dan sampai sekarang masih sering melakukan itu…